Opini

Inovasi, Optimisme dan Sinergi Pertumbuhan Ekonomi Kota Bima

1207
×

Inovasi, Optimisme dan Sinergi Pertumbuhan Ekonomi Kota Bima

Sebarkan artikel ini

Oleh: Dr. Iwan Harsono,SE.,M.Ec*

Inovasi, Optimisme dan Sinergi Pertumbuhan Ekonomi Kota Bima - Kabar Harian Bima
Iwan Harsono. Foto: Ist

Tahun 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan Angka Angka Indikator Ekonomi dan Sosial Kota Bima Nusa Tenggara Barat. Walaupun Pendemi Covid Belum sepenuhnya berakhir – data menunjukan bahwa kemajuan ekonomi Kota Bima terbaik dari semua kabupaten/kota di Pulau Sumbawa. Berbagai pihak optimistis kondisi ekonomi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, bakal semakin tumbuh membaik pada tahun 2022 – Onward. Untuk memastikan itu dibutuhkan sinergi dan melanjutkan atau meningkatkan inovasi (Best Practices) yang dilakukan selama ini.

Pertumbuhan Ekonomi Kota Bima

Pertumbuhan ekonomi Kota Bima pada tahun 2019 (sebelum Covid) 5, 15 persen mengalami kontraksi pada tahun 2020 sebesar 4.95 dan kembali tumbuh positif padat tahun 2021 sebesar 2,08 persen meski dalam kondisi Covid pada saat itu dan diprediksi akan tumbuh normal pada tahun 2022 sesuai dengan RPJMD Kota Bima tahun 2018-2023 pertumbuhan ekonomi Kota Bima sebesar 6,76 persen.

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator utama meski bukan satu-satunya cara untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Oleh karena itu, sudah menjadi umum jika kebijakan ekonomi pemerintah diarahkan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas dan untuk menjaga kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang positif serta meningkat dari tahun ketahun.

Pada tahun 2021, Perekonomian Kota Bima telah berhasil keluar dari perangkap Covid-19 dengan mengalami peningkatan lebih dari 2 persen, dan merupakan angka pertumbuhan tertinggi di kabupaten/kota di Pulau sumbawa. Kapasitas Ekonomi Kota Bima PDRB ADHK Kota Bima meningkat signifikan dari Rp 4,133 Triliun tahun 2020 menjadi Rp 4,301 Triliun pada tahun 2021. Angka tersebut – sekali lagi- menjadikan Kota Bima mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi diantara seluruh kabupaten/kota di Pulau Sumbawa yang rata rata di bawah 2 persen dan bahkan pertumbuhan Kabupaten Sumbawa Barat mengalami Kontraksi (Minus).

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bima selama tahun 2021 disumbang oleh pertumbuhan yang sangat signifikan di sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 24,60 persen atau setara dengan Rp 1,057 triliun disusul Administrasi Pemerintah dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 18,6 persen, Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 13,74 persen Kontruksi sebesar 9,11 Transportasi dan Pergudangan sebesar 8.51 persen jasa Real estate 8,44 persen dan jasa Pendidikan 5.39 persen.

Sedangkan dari sisi pengeluaran PDRB Kota Bima pada tahun 2021 didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp 2,8 Triliun, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar Rp 1,5 Triliun dan pembentukan modal tetap Bruto sebesar Rp 1,6 Triliun.

Kinerja Pengentasan Kemiskinan dan IPM

Kinerja pengentasan kemiskinan di Kota Bima menempati urutan pertama dari 10 kabupaten kota di Nusa Tenggara Barat selama tahun 2021 dengan jumlah penduduk miskin satu digit atau sebanyak 8,35 persen atau setara dengan 16.531 penduduk miskin. Kemudian diikuti oleh Kota Mataram sebesar 8, 47 persen atau setara dengan 41,873 penduduk miskin. Angka ini merupakan angka kemiskinan terendah dibandingkan dengan seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTB dan berada di bawah rata-rata provinsi dan rata-rata nasional.

Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan. Perkembangan capaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. Beberapa kabupaten/kota di NTB telah berada pada level IPM tinggi. Kota Mataram, Kota Bima, dan Kabupaten Sumbawa Barat merupakan kabupaten/ kota yang telah mencapai IPM dengan level tinggi, sedangkan kabupaten lainnya masih berada pada level IPM sedang. Kota Mataram dan Kota Bima telah mencapai IPM level tinggi sejak tahun 2010 silam, sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat mencapai IPM dengan level tinggi pada tahun 2017 yang lalu.

Jika dilihat pada kawasan Pulau Sumbawa, Kota Bima menduduki peringkat pertama dengan IPM tertinggi yakni sebesar 76,11 pada tahun 2021 dan tertinggi kedua se NTB setelah kota Mataram.

Selama periode 2012 – 2019, pembangunan manusia di Kota Bima setiap tahunnya rata-rata tumbuh sebesar 0,66 persen pertahun. Tetapi dengan pertumbuhan pada tahun 2020 yang melambat tersebut, rata-rata IPM 2012-2020 menjadi sebesar 0,59 persen per tahun.

Pendemi dan Inovasi Pemerintah Kota Bima

Sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kota Bima 2018-2023 yang merupakan kontrak Pemerintah Kota Bima dan rakyatnya yang diwakili oleh DPRD Kota Bima maka visi Pembangunan Kota Bima adalah “Mewujudkan Kota Bima yang Berkualitas dan Setara Menuju Masyarakat yang Maju dan Mandiri”

Pemerintah Kota Bima di bawah kepemimpinan Walikota Bima H Muhammad Lutfi SE melakukan banyak inovasi guna mewujudkan visi misinya yakni pembangunan Kota Bima yang berkualitas dan setara menuju masyarakat yang maju dan mandiri. Inovasi Command Center merupakan salah satu inovasi dalam pelayanan publik yang menyediakan berbagai informasi di lingkup pemerintahan meliputi antara lain mitigasi bencana alam, pendidikan, dan membuat platform layanan masyarakat berbasis Smart City didukung 16 layanan.

Salah satu layanan unggulannya adalah e-lapor. Dengan aplikasi e-lapor ini informasi data dari bottom up bisa secara langsung diakses, itupun secara dua arah. Dari laporan-laporan tersebut, selanjutnya ditindak lanjuti secara cepat oleh perangkat daerah terkait. Upaya pembangunan infrastruktur yang merupakan kebutuhan dasar seperti pembangunan jalan, drainase, air bersih, hingga peningkatan infrastruktur pelayanan publik berupa sarana dan prasarana kesehatan, kantor-kantor dan ruang terbuka publik terus digencarkan.

Program-program pemberdayaan senantiasa digulirkan meliputi bantuan usaha di bidang pertanian dalam bentuk usaha ternak dan unggas, bantuan di bidang peternakan dan perikanan dalam bentuk bantuan alat tangkap dan bantuan kelompok usaha, bantuan pemberdayaan perempuan, kelompok tenun, usaha kecil dan menengah, kelompok usaha bersama dan bantuan jaring pengaman sosial (JPS).

Semua ini diharapkan mampu menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu Hasil dari semua inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bima selama ini adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari PAD Bima dari hanya Rp 37 Miliar tiga tahun terakhir menjadi sekitar Rp 47 miliar. Dalam wawancara dengan Majalah TEMPO September 2021 Walikota Bima secara explisit mengatakan bahwa pada tahun 2022-2023 Pemerintah Kota Bima akan fokus pada menciptakan lapangan kerja, kelompok usaha baru, pelatihan dan  penguatan sektor pariwisata.

Sinergi seluruh pihak yang dipimpin walikota Bima yang telah bekerja sama, kooperatif, terus memberi sumbangsih, berkolaborasi dan terus bersinergi mengantarkan Kota Bima jadi lebih baik dan mencapai cita cita Jangka panjang, Bima bisa menjadi kutub pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat.

Catatan Akhir

Saya percaya bahwa ekonomi abad ke-21 adalah ekonomi manusia, bukan ekonomi pabrik. Faktor intelektual menjadi semakin penting dalam perekonomian, oleh karena itu saya percaya bahwa fokus pemerintah kota bima yang terus didengungkan oleh walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE untuk memanfaatkan IPM yang tinggi dan dan menciptakan lapangan kerja, kelompok usaha baru, pelatihan dan  penguatan sektor pariwisata akan memberikan kesempatan tambahan bagi masyarakat kota Bima untuk mewujudkan potensi mereka yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Kota Bima. Konsistensi dokumen perencanaan dan pelaksanaan di lapangan sangat diperlukan untuk memastikan tercapainya tujuan Pembangunan.

*Mantan Ketua Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET BIMA), Dosen Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Mataram & Alumni University of New England.