Kabupaten Bima, Kahaba.- Saat memulai cerita, Susanti (21) perempuan asal RT 01 RW 01 Dusun Rengge Desa Kanca Kecamatan Parado seperti ingin menangis, suaranya pelan dan terbata-bata. Kisahnya terdengar pilu, menghayati derita yang harus dirasakan sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama.
Santi, panggilan akrabnya, menderita kaki gajah. Hampir seluruh kaki kanannya dipenuhi daging yang menggantung. Bahkan jari-jari kakinya sudah terlihat sangat kecil. Karena ditutupi daging yang sudah sebagian berwarna hitam.
Kepada pekerja media yang menemuinya, Rabu (19/4) siang, Santi mengaku penyakit itu muncul saat dirinya duduk dibangku SD kelas 1. Terlihat lebam pada kaki kanannya, kemudian tumbuh daging dan kian membesar saat dirinya masuk sekolah setingkat SMP.
Seingatnya, ia hanya satu kali dibawa oleh orang tuanya ke Puskesmas. Itu pun saat dirinya masih SD. Kata dokter Puskesmas tersebut, ia menderita penyakit kaki gajah dan hanya disuruh minum obat selama satu bulan penuh.
“Tidak ada perubahan setelah minum obat, yang ada bentuk kaki saya hanya semakin membesar,” kisahnya.
Hingga kini kata Santi, ia tidak pernah dibawa ke Puskesmas lagi, atau ke Rumah Sakit untuk memeriksa lebih lanjut kondisi kaki kanannya. Bahkan oleh Puskesmas terkait maupun pemerintah desa tidak memberikan perhatian untuk kesembuhannya.
Memasuki usia remaja atau duduk dibangku setingkat SMA, anak petani itu merasakan jika kakinya kian membesar. Sehari – hari saat beraktifitas, langkah kaki kanannya terasa kian berat. Bahkan dirinya terkadang malu saat berjalan, karena sering diolok – olok oleh anak kecil yang melihatnya.
“Saat sekolah saya masih bisa memakai sepatu. Tapi sekarang sudah tidak lagi, karena sudah tidak muat,” katanya.
Santi mengaku kadang iri melihat teman-teman sebayanya bermain dan beraktifitas. Sementara dirinya, hanya menghabiskan waktu di rumah panggung dan membantu orang tua. Ia ingin sekali sembuh dan bercita – cita ingin kuliah, melanjutkan pendidikan dan meraih cita-cita.
“Saya ingin sekali sembuh dan bisa berjalan seperti teman – teman lain,” ucapnya lirih.
Ditanya apakah ada pemerintah yang turun melihat kondisinya, gadis ini menjawab sejak dirinya menderita kaki gajah, baru tadi pagi ada seorang dokter dari pemerintah yang datang.
“Dokter tadi bilang akan segera tindaklanjuti penyakit saya,” tuturnya.
Anak ke-8 dari 9 bersaudara, buah hati Siti Hajar dan Yasin Ahmad itu sesekali melempar senyum saat diwawacarai para kuli tinta. Ia terlihat bahagia saat dikunjungi dan diajak berbicara.
Semoga saja, hadir pertolongan Allah SWT yang menggerakkan hati setiap insan dan membantu kesembuhan Santi. Karena hanya kesembuhan yang diinginnya, agar bisa menggapai cita-cita dan harapannya sejak kecil.
*Kahaba-01