Kabupaten Bima, Kahaba.- Hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Lewintana Kecamatan Soromandi, Kamis (20/12) ditolak oleh Calon Kepala Desa (Cakades) nomor urut 2, Budiman. Pasalnya panitia diduga telah melakukan kecurangan secara terorganisir dan sistematis serta masif selama proses penyelenggaraan Pilkades.
Ketua Tim Hukum Cakades nomor urut 2, Sukardin mengatakan Pilkades yang diikuti 3 calon yakni Ibrahim nomor urut 1, Budiman nomor urut 2 dan Hidayat Nurdin nomor urut 3 tersebut dicurangi oleh panitia dengan tidak dilakukanya sosialisasi tata cara pencoblosan kepada warga.
“Kami tolak seluruh hasil Pilkades, panitia terindiksi melakukan kecurangan,” tegasnya kemarin.
Imbasnya, para pemilih bingung dalam melakukan pencoblosan. Sehingga surat suara yang telah dicoblos banyak yang tidak sah atau batal dengan totalnya sebanyak 221 surat suara.
“Warga mengeluhkan cara pencoblosan lantaran tidak disosialisasi. Oleh karena itu, proses Pilkades Lewintana gugur demi hukum,” tegasnya.
Tidak hanya itu, panitia juga diduga tidak netral serta lebih memihak ke salah satu calon. Panitia yang terlibat dalam penyelenggaraan Pilkades didominasi oleh tim sukses salah satu Cakades.
“Hal itu tentu mencoreng profesionalitas kerja panitia Pilkades yang harusnya indepeden,” kata Sukardin.
Ia membeberkan, hasil pemungutan suara pada Pilkades Lewintana tahun 2018 yakni kandidat nomor urut 1 Ibrahim Muhamad meraih 49 suara. Nomor urut 2, Budiman mengantongi 197 suara dan nomor urut 3, Hidayat Nurdin berhasil meraup 386 suara.
Sementara DPT Desa Lewintana sebanyak 892 orang. Jumlah pemilih yang menyalurkan hak suara sebanyak 828. Sedangkan jumlah pemilih yang tidak memberikan hak pilih sebanyak 64 suara.
Hal senada juga disampaikan oleh Cakades Lewintana nomor urut 2, Budiman. Kata dia, panitia tidak melakukan sosialisasi lebih awal kepada masyarakat terkait tata cara pencoblosan pada Pilkades.
“Panitia tidak profesional dalam menjalankan tugas. Kami tolak hasil Pilkades Lewintana,” ucapnya.
Tidak hanya itu, sebelum hari pemungutan suara, panitia Pilkades desa setempat diduga pro kepada salah satu Cakades. Namun waktu itu pihaknya enggan mempermasalahkannya lantaran tidak ingin pelaksanaan Pilkades terganggu.
“Kita sudah mencium aroma busuk panitia Pilkades. Yakni mendukung salah satu Cakades,” tudingnya.
Sementara itu, Ketua panitia Pilkades beserta jajarannya hingga saat ini masih dilakukan upaya konfirmasi.
*Kahaba-10