Kabar Bima

Tidak Dapat Tower BTS, Kades Ndano Kecewa

182
×

Tidak Dapat Tower BTS, Kades Ndano Kecewa

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Desa Ndano merupakan desa dengan kondisi sinyal buruk. Di desa setempat, jaringan untuk kebutuhan komunikasi seluler maupun internet sulit didapat. Karena itu, dipandang sangat layak untuk mendapatkan bantuan pembangunan tower BTS tahun 2019.

Tidak Dapat Tower BTS, Kades Ndano Kecewa - Kabar Harian Bima
Kepala Desa Ndano Mulyadin HM Syukur. Foto: Ist

Namun harapan tersebut tidak sejalan dengan kenyataan yang terjadi. Desa yang berada di wilayah hukum Kecamatan Madapangga tersebut ternyata tidak mendapatkan bantuan tower tersebut. Akibatnya, Kepala Desa Ndano Mulyadin HM Syukur merasa kecewa terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Bima yang dinilai tidak memperhatikan kebutuhan di desa setempat.

Tidak Dapat Tower BTS, Kades Ndano Kecewa - Kabar Harian Bima

Kata Mulyadi, sudah lama pihaknya meminta kepada pemerintah daerah agar dibangun tower di desa setempat. Namun tidak pernah diberikan, bahkan permintaan pemdes desa setempat seperti diabaikan saja. Padahal pemerintah daerah sedang membangun 22 tower BTS di sejumlah desa di Kabupaten Bima.

“Kami sangat kecewa. Ada 22 tower yang dibangun tahun 2019, Desa Ndano tidak terkafer,” kesalnya, Senin (4/11).

Padahal kata dia, kondisi jaringan di desa setempat sudah ia laporkan ke Diskominfo Kabupaten Bima sejak 2018 lalu. Bahkan saat itu, mereka berjanji akan memprioritaskan untuk dibangun tahun 2019.

“Kami juga sudah minta pada anggota DPR RI, Bapak Syafruddin agar di Ndano bisa dibangun tower,” ungkapnya.

Menurut Nulyadin, mestinya pemerintah daerah harus mampu melihat dan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Apalagi Desa Ndano berada di jalan negara, yang juga memiliki tempat wisata yang luar biasa.

“Bagaimana potensi desa mau dikembangkan, kalau akses jaringan tidak memadai seperti ini,” keluhnya.

Selain itu, dalam pelaksanaan pemerintah desa, pihaknya juga sangat kesulitan mendapat informasi. Karena di kantor desa setempat tidak dijangkau oleh jaringan. Sehingga mereka harus mencari jaringan di wilayah sekitar, agar bisa mendapat informasi.

“Kita benar-benar kesulitan terkait jaringan tersebut. Namun pemerintah daerah tidak mengakomodir kebutuhan di desa ini,” ketusnya.

*Kahaba-10