Kota Bima, Kahaba.- Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Asraruddin mengakui bahwa beberapa bulan terakhir, masalah air di rumah relokasi baik di Lingkungan Oi Fo’o dan Lingkungan Kadole Kelurahan Oi Fo’o menganggu aktivitas warga penerima manfaat. (Baca. Warga Rumah Relokasi Kesulitan Air Bersih, Pilih Pulang Daripada Hidup Merana)
Sejak awal diakuinya, untuk mendukung hidup di relokasi, memang ada proyek pembangunan jaringan air bersih. Proyek dimaksud sudah di PHO dan dilaksanakan uji coba berulang kali, dan airnya keluar. (Baca. Pemerintah Diminta Bongkar Rumah Relokasi, Warga: Tinggal di Sini Bikin Makan Hati)
“Sumber air proyek itu di mata air Ringi Ncanga,” ujarnya, Kamis (20/5).
Terakhir sebelum puasa kata dia, muncul kebali keluhan air yang tidak keluar dari jaringan sumber mata air tersebut. Saat dicek, rupanya belum dihidupkan pada penampungan besar. (Baca. Pengeboran Air di Rumah Relokasi Kadole, PUPR dan BPBD Saling Lempar)
“Setelah itu dinyalakan keluar lagi airnya,” terang Asraruddin.
Menurutnya, membangun jaringan air bersih, tidak sama dengan membangun jalan, DAM dan infrastruktur lain. Namun jaringan air harus ada yang mengawasi, untuk membuka dan menutup kran jaringan.
“Masalahnya itu. Kesulitan air bersih di rumah relokasi tersebut karena tidak ada petugas untuk operasional buka tutup kran air,” terangnya.
Kendati sebelumnya pernah ada inisiatif dari warga setempat membentuk kelompok, agar bertugas dan mengoperasikan buka tutup kran air di penampungan besar, namun seiring waktu justru tidak berjalan maksimal.
“Sementara kami di BPBD ini tidak punya anggaran untuk operasional itu,” katanya.
Lantas apa bentuk tanggungjawab pemerintah untuk krisis air di rumah relokasi tersebut? Asraruddin menjawab, untuk antisipasi Kepala BPBD Kota Bima sudah memerintahkan bidang terkait untuk drop air bersih untuk kebutuhan warga di sana.
“Iya sudah diperintahkan, biar masyarakat di rumah relokasi bisa hidup,” tambahnya.
*Kahaba-01