Kota Bima, Kahaba.- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima, Selasa (13/10) menggelar dan sosialisasi dan pelatihan Kelurahan Tangguh Bencana di Kelurahan Sarae. Kegiatan diikuti 35 peserta dan rencananya berlangsung selama 20 hari.
Kepala BPBD Kota Bima, M. Fakhrunrazi mengatakan, BNPB telah menetapkan dua desa di Kabupaten Sumbawa dan dua kelurahan di Kota Bima sebagai pusat daerah tangguh bencana. Di Kota Bima, dua kelurahan yang terpilih adalah Kelurahan Sarae dan Paruga.
“Nah, kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi dan pelatihan, agar para peserta mengetahui dan memahami penanggulangan bencana yang cepat dan efektif,” jelas Fakhrunrazi dalam sambutannya.
Melalui kegiatan itu terangnya, seluruh kader yang mengikuti pelatihan diharapkan mampu menyerap dan mengaplikasikan setiap materi yang diberikan fasilitator. Sehingga para kader dapat menjadi garda terdepan, dalam menanggulangi dan mengurangi resiko bencana yang terjadi di lapangan.
“Kader adalah ujung tombak pemerintah daerah di lapangan yang persiapkan dalam menghadapi setiap bencana,” ungkapnya.
Kota Bima menjadi sasaran sosialisasi dan pelatihan diakuinya, karena masuk dalam kategori daerah rawan bencana. Hal ini berdasarkan data BNPB mengenai intensitas terjadinya bencana di Kota Bima. ”Semua orang tidak mengharapkan bencana, namun alangkah baiknya kita harus antisipasi musibah secepat mungkin,” ujarnya.
Menurut pejabat murah senyum ini, kegiatan itu merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap penanganan bencana. Sebagai upaya strategis yang diharapkan dapat membekali para peserta untuk dapat melaksanakan misi penyelamatan secara profesional dan bertanggungjawab.
“Banyak korban dan kerugian akibat terjadinya bencana. Namun bila dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan secara tepat dan efektif, maka pelaksanaan pembangunan pemerintah dan juga masyarakat dapat terselamatkan,” katanya.
Dipilihnya Kota Bima sebagai Kota tangguh nasional oleh BNPB Pusat lanjutnya, dikarenakan empat faktor. Yakni Pemerintah Kota Bima merespon cepat terhadap kejadian bencana, telah mempunyai perda penanggulangan bencana, telah tersedia dokumen Analisa Resiko Bencana (ARB) dan Rencana Penanggulangan Bencana Daerah (RPBD).
“Berkat empat faktor itu pula, Kota Bima juga terpilih sebagai salah satu Kota Tangguh Internasional,” tandasnya.
Sementara itu, Lurah Sarae, A Faruk mengaku, dengan adanya pelatihan tersebut para kader yang telah menerima ilmu dan tekhnis tentang penanggulangan bencana, dapat melaksanakan tugasnya secara profesional dan penuh tanggungjawab.
“Pemerintah dan masyarakat menitipkan kepercayaan kepada para kader agar dapat memahami dan mengerti tugas pokok dan fungsinya, sebagai garda terdepan dalam menanggulangi bencana di daerah,” imbuhnya.
Faruk menambahkan, kegiatan itu sangat penting dalam rangka meningkatkan kemampuan kader dalam penanggulangan bencana. Serta memberikan wawasan kepada masyarakat, tentang upaya antisipasi yang dapat dilakukan dalam penanggulangan bencana.
Sementara itu, dua fasilitator yang telah ditunjuk yakni Agus Dewantoro dan Rizkiah Mardiati mengatakan, materi pelatihan kepada kader diantaranya berkaitan dengan analisa resiko bencana, kemudian menyiapkan rencana penanggulangan bencana, dokumen sistem peringatan dini, kemudian penentuan SOP dan jalur evakuasi.
*Eric