Kabar Bima

Mutu Garam di Bima Rendah, Dirjen Sosialisasi Pugar

351
×

Mutu Garam di Bima Rendah, Dirjen Sosialisasi Pugar

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Produksi garam tradisional di Kabupaten Bima sejak dahulu, belum menghasilkan garam yang bermutu tinggi dan bisa diekpor ke luar negeri. Berangkat dari masalah tersebut, Dirut Jasa Kelautan RI turun tangan dan melakukan sosialisasi secara langsung kepada Penyulu dan Petani Garam di Kabupaten Bima.

Dirut Jasa Kelautan RI Hj. Amnah Yunus. Foto: Noval
Dirut Jasa Kelautan RI Hj. Amnah Yunus. Foto: Noval

Hj. Amnah Yunus MBA memaparkan, sosialisasi program Pugar ini untuk pengembangan usaha Daerah, yang salah satunya berada di Kabupaten Bima. Tujuannya, ingin menyamakan persepsi bagaimana hal ini bisa berkembang.

“Potensi produksi garam di Kabupaten Bima ini, sangat mendukung dan bagus karena ditunjang juga oleh lahan masyarakat yang luas. Hanya saja, hasil prodiksi garam di Bima ini belum masuk dalam tataran garam industri,” ujarnya, di Gedung PKK Kabupaten Bima Rabu (24/3) usai sosialisasi.

Untuk memproduksi garam yang bagus, tahun lalu pihaknya telah menganggarkan alat pembuatan garam yang bisa menghasilkan garam industri. Namun karena akhir tahun dan datanya sedikit terlambat, alat itu baru diserahkan sekarang.

”Kalau kulitas garam yang diproduksi di Kabupaten Bima ini bagus, maka pasarnya akan terus terbuka. Tapi kalau hasilnya tidak bagus, maka itu hanya bisa dikonsumsi di Kabupaten Bima saja tanpa bisa diekspor keluar,” paparnya.

Yang paling penting, dalam memproses garam, menurutnya, pelapisan lahan tambak garam harus menggunakan membrane pelapis yang terbuat dari bahan yang memiliki sifat kedap air. Seperti, Hight Density Poly Etil (HDPE), Low Density Poly Etil (LDPE) dan plastic polimer.

”Bahan-bahan atau alat ini, mampu menghasilkan garam yang mutunya tinggi sehingga masyarakat bisa menjual hasilnya kemanapun,” tegasnya.

Untuk sekarang ini, 100 Persen produksi garam yang bermutu tinggi akan di impor. Produksi garam di Indonesia, sangat memenuhi target untuk diekspor. Namun, banyak produksi garam di Daerah yang mutunya tidak bagus untuk diimpor.

”Oleh karena itu, kami dari Dirjen melakukan sosialisasi dan menawarkan ke para petani untuk memproduksi garam sehingga menghasilkan garam yang mutunya tinggi,” tuturnya.

*Noval