Kabupaten Bima, Kahaba.– Kegiatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Pemerintah Kabupaten Bima yang di gelar di Kecamatan Wera, Kamis (10/10/13) lalu ternyata siswa Sekolah Dasar saat itu ‘diliburkan’. Siswa Sekolah Dasar seperti di SD Sangiang 1 Wera terlihat tak berpenghuni di waktu dan hari yang semestinya aktivitas sekolah berlangsung.
Seorang sumber Kahaba yang juga masyarakat se tempat mengaku kecewa dengan dampak program BBGRM hingga mengakibatkan sekolah diliburkan. “Inikan hari Kamis, bukan hari minggu atau hari libur. Sekolah semestinya tak diliburkan walau presiden datang sekali pun apalagi seorang Bupati dengan kegiatan BBGRMnya,” pungkas sumber.
Memang, lanjut sumber, BBGRM itu bagian dari kepentingan masyararakat secara umum. Sosialisasi kebijakan dan program maupun usulan pembangunan masyarakat dapat disampaikan lewat kegiatan BBGRM karena Bupati langsung turun ke masyarakat.
“Masyarakat bisa mengusulkan programnya langsung ke Bupati di kegiatan BBGRM. Tapi yang di sayangkan, mengapa Kepsek dan Guru di SDN Sangiang 1 Wera seolah suruh hadir dan meninggalkan aktivitas sekolahnya. Siswa sangat dirugikan dengan kebijakan kepala sekolah atau siapapun yang meliburkan sekolah di hari itu,” tandasnya.
Menanggapi tudingan sumber Kahaba, Usman, Kepsek SD Sangiang 1 Wera membantah kalau di hari BBGRM Bupati di Kecamatan Wera sekolah yang di pimpinnya itu diliburkan. “Sekolah tidak diliburkan Pak,” jawab Usman via smsnya dengan Kahaba.
Sementara itu, Plt. Sekretaris Daerah Pemerontah Kabupaten (Pemkab) Bima, Drs. H. A. Wahab, mengaku tak mengetahui adanya perihal sekolah yang diliburkan saat kegiatan BBGRM di Wera Kamis lalu. Kata Wahab, dalam sejarah pelaksanaan BBGRM di Kabupaten Bima selama ini belum pernah terjadi sekolah atau kantor libur karena alasn guru/pegawai ikuti BBGRM.
“Ini tidak boleh trjadi,” kata Wahab. Pihaknya selalu memberikan penekanan kepada setiap aparatur pemerintah jajaran Pemkab Bima mulai dari tingkat Kabupaten sampai tingkat desa untuk tetap memperhatikan dan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
“Biasanya, pegwai dibagi. Sebagian di sekolah/kantor dan sebagian hadiri acara pengarahan dan sosialisasi program pembangunan oleh Bupati,” jelas Wahab pada Kahaba. [BM]