Kota Bima, Kahaba.- Anggota DPRD Kota Bima, M. Irfan, MSi mempertanyakan penjelasan Walikota Bima saat sidang Paripurna akhir pekan kemarin di Ruang Rapat Utama DPRD Kota Bima, soal terlambatnya realisasi belanja Kota Bima semester pertama Tahun Anggaran 2015.
Dari yang dianggarkan dalam APBD sebesar Rp 684,1 Miliar lebih, jumlah realisasi belanja justeru hanya Rp 209,8 Miliar atau 30,67 persen.
“Kami pertanyakan sebab realisasi belanja Kota Bima itu terlambat. Padahal ini sudah selesai semester pertama,” sorotnya.
Menurut Duta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Pemerintah Kota Bima harus memberikan penjelasan penyebab keterlambatan realisasi tersebut. Mengingat sebelumnya, DPRD didesak untuk mempercepat pembahasan dan penetapan APBD, karena alasan agar realisasi belanja daerah tidak terlambat.
“Tapi faktanya justeru terbalik, kita sudah bahas dan tetapkan cepat APBD, realisasi belanja daerah tetap terlambat. Ini kan patut diketahui penyebabnya,” kata Irfan.
Keterlambatan realisasi bisa berpengaruh terhadap roda pembangunan dan mengindikasikan ada program SKPD yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sebab, setiap semester telah tersusun program dan alokasi anggaran serta target realisasinya.
“Harusnya semester pertama ini sudah 50 persen, kuatir nanti semester kedua tidak mampu dituntaskan. Kami minta Kepala Daerah mengevaluasi semua SKPD, terutama yang mendapatkan alokasi anggaran besar. Jangan sampai ada SKPD yang tak serius melaksanakan program,” tandasnya.
Irfan menambahkan, pihaknya akan memasukan persoalan itu pada catatan pandangan umum Fraksi Persatuan Kebangkitan Pembangunan untuk disampaikan melalui paripurna berikutnya.
Sebelumnya, dalam penjelasan Walikota Bima atas laporan realisasi semester pertama APBD dan Progonosis untuk enam bulan berikutnya Tahun Anggaran 2015 memaparkan, bahwa realisasi belanja Kota Bima sebesar Rp 209,8 Miliar atau 30,67 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp 684, 1 Miliar lebih. Rinciannya yakni realisasi belanja operasi sebesar Rp 198,7 Miliar lebih atau 35,51 persen dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp.559,5 Miliar.
Realisasi belanja modal Rp 10,8 Miliar lebih atau 8,81 persen dari jumlah yang dianggarkan Rp 123,5 Miliar lebih dan realisasi belanja tak terduga sebesar Rp.246 Juta lebih atau 24,61 persen dari jumlah yang dianggarkan Rp 1 Miliar lebih.
*Erde