Kota Bima, Kahaba.- Tanpa menunggu waktu lama, usai dilantik Walikota Bima HM Lutfi langsung mulai merealisasikan satu persatu janji politik yang tertuang dalam visi-misinya. Diantaranya, komitmen untuk menuntaskan pembangunan Masjid Agung Al Muwahiddin Bima yang terbengkalai selama puluhan tahun.
Saat konferensi pers perdana di ruang kerjanya, Senin (1/10) siang Walikota Bima kembali menegaskan akan segera menuntaskan pembangunan Masjid Agung Al Muwahiddin Bima.
Rencananya, agar penyelesaian pembangunan Masjid Agung terwujud lebih cepat Pemerintah Kota Bima akan mengambil alih pengelolaannya. Dari semula dikelola Yayasan Al Muwahidin Bima menjadi aset milik Pemerintah Kota Bima.
Pengambilalihan pengelolaan Masjid Agung kata Walikota, terkait teknis penganggaran. Syarat agar dukungan anggaran bisa maksimal dari pemerintah daerah yayasan harus diambil alih menjadi milik pemerintah daerah.
“Karena inilah syarat agar kita masuk dalam penganggarannya. Kalau hibah itu tidak mungkin, berapa puluh tahun masjid itu baru selesai Rp1 Miliar, besok beristrahat lagi, bisa 100 tahun atau 50 tahun,” jelas Walikota.
Selain itu, status Masjid Agung akan berubah menjadi Islamic Center. Tidak hanya berfungsi sebagai masjid, tetapi juga sebagai pusat kegiatan kajian Islam di Bima. Terkait rencana ini, Yayasan Al Muwahidin diakui Walikota Bima sudah bersedia.
Berapa besaran anggaran yang akan dialokasikan? Teknisnya lanjut mantan anggota DPR RI 2 periode ini, akan diambil tahun jamak (multi year) karena menyangkut kesanggupan anggaran daerah.
“Sudah dialokasikan anggarannya melalui APBD Perubahan 2018 bulan Desember. Kalau besaran anggaran itu, kita targetkan dulu tahun 2019 ini sebesar-besarnya Rp10 Miliar. Nanti sisanya kita ambil untuk tahun berikutnya,” papar Lutfi.
*Kahaba-03