Kabar Bima

Diusir Pol PP, Pedagang Amahami Ngamuk dan Lempar Sayur di Pemkot Bima

489
×

Diusir Pol PP, Pedagang Amahami Ngamuk dan Lempar Sayur di Pemkot Bima

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Belasan ibu-ibu penjual sayur di Pasar Amahami, Rabu (28/9) pagi sekitar pukul 10.30 Wita, datang mengamuk di depan Kantor Walikota Bima dan melempar sayur dagangan di halaman kantor tersebut. Pedagang menuntut keadilan soal penempatan lokasi jualan.

Pedagang Amahami saat melempar barang dagangan di halaman Kantor Pemkot Bima. Foto: Noval
Pedagang Amahami saat melempar barang dagangan di halaman Kantor Pemkot Bima. Foto: Noval

Tiba-tiba saja, belasan ibu-ibu yang datang dengan mobil Pick up merangsek masuk ke dalam kantor Walikota Bima, bagian pintu sebelah barat. Namun, upaya pedagang sayur itu dihalau anggota Sat Pol-PP yang berjaga.

Tidak puas ngamuk di gerbang sebelah barat, ibu-ibu itu langsung ke gerbang kantor Pemkot bagian timur. Disana, kemarahan ibu-ibu itu semakin menjadi. Semua sayur-sayuran seperti kangkung, bayam dan kacang panjang dibuang ke dalam kantor setempat.

Anggota Sat Pol-PP, terlihat hanya berdiri sembari menutup pintu gerbang. Ibu-ibu terdengar terus mencaci maki para Pejabat Pemkot Bima yang dinilainya hanya menutup mata melihat rakyatnya sengsara.

Aminah, pedagang sayur asal Kelurahan Panggil Kecamatan Mpunda Kota Bima mengatakan, sayur dagangannya terpaksa dibuang di Kantor Pemkot Bima, karena di Pasar Amahami tidak bisa mendapatkan tempat untuk berjualan.

“Baru sebentar saja kami berjualan, Pol-PP sudah datang membubarkan kami,” ungkapnya.

Pedagang lain, Fatmawati juga mengaku, tidak saja menyuruh mereka bubar saat berjualan, ada juga Pol-PP yang menyuruh mereka pindah tempat menjual sampai menginjak sayur.

“Kasihan kami pak, kami jualan sayur untuk membiayai anak kami yang sekolah. Kalau kami tidak jualan sayur, mau makan apa anak-anak kami,” kata warga Nitu ini dengan isak.

Sarfia warga Oi Fo’o menambahkan, pedagang sayur di Pasar amahami, masih ada 30 orang yang tidak dapat tempat. Persoalan ini pun yang harus menjadi perhatian pemerintah.

“Kami pertanyakan komitmen Walikota Bima, jika tidak bisa mencarikan solusi yang terbaik buat rakyat,” tagihnya.

Kasi OPS Sat Pol-PP Kota Bima, Arahman membantah jika anggotanya menertibkan penjual sayur dengan cara yang tidak etis.
“Tuduhan pedagang sayur itu tidak benar,” bantahnya.
*Noval