Kabar Bima

Hati-Hati, Kampanye LGBT Kian Gencar !

488
×

Hati-Hati, Kampanye LGBT Kian Gencar !

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Eksistensi Lesbyan, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) kian menampakkan diri ke publik. Mereka tak lagi malu, tetapi  kini sudah berani secara terang-terangan berkelompok mengadakan kegiatan.

Ilustrasi
Ilustrasi

Potret itu tidak hanya terlihat di daerah lain, tetapi juga terlihat di Kota dan Kabupaten Bima. Sadar akan bahaya LGBT yang dapat merusak moral generasi bangsa, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bima mengadakan Mudzakarah Tokoh Umat.

Kegiatan itu digelar di Aula Kantor Yayasan Islam Bima, Minggu (6/3) dengan tema Membendung Bahaya LGBT. Menghadirkan Narasumber Dandim 1608 (Letkol Arh. Edi Nugroho) Tokoh Medis (Dokter Amran), Tokoh Agama (Ustad Anwar) dan dibuka Wakil Walikota Bima (H A Rahman).

Ketua HTI Bima, Muhammad Ayyubi mengatakan, kegiatan digelar sebagai bentuk kepedulian dan atensi HTI sebagai wakil elemen masyarakat. Selain itu, ingin menyampaikan bahwa LGBT ternyata ada disini, disekitar masyarakat mengancam moral generasi.

“Melalui kegiatan ini, kita ingin mendorong pemerintah bersikap tegas lagi terhadap keberadaan LGBT,” kata Ayyubi.

Ditegaskannya, seluruh ahli kesehatan sepakat jika LGBT merupakan penyakit dan penyimpangan perilaku yang membahayakan. Dalam aspek kesehatan, sebuah data merilis ada 50 ribu orang terinveksi HIV Tahun 2010. Dua pertiga dari jumlah itu merupakan LGBT. Data Tahun 2010 ini naik 20 persen bila dibandingkan pada Tahun 2008.

“LGBT saat ini bukan lagi perilaku individu melainkan sudah menjadi sebuah gerakan global yang terorganisir,” ungkapnya.

Gerakannya kata dia, melalui berbagai cara. Seperti masuk melalui jalur akademik, lahirnya lembaga pro LGBT, propaganda lewat advokasi, konsultasi, film, aksi lapangan, seni, dan media massa.

“Kampanye dilakukan secara massif dengan dukungan dana dari asing. Mereka sering menggunakan HAM sebagai tameng. Tujuannya agar negara mengakui keberadaan mereka,” terangnya.

Wakil Walikota Bima, H A Rahman dalam sambutannya menegaskan bahwa semua agama sepakat menolak eksistensi LGBT. Justru Ia heran di negara mayoritas Islam malah diterima. Padahal LGBT merupakan penyakit.

“Mereka harus kita sadarkan. Keluarga kita harus diberikan penyadaran. Jangan sampai turun adzab. Apalagi negara kita menganut demokrasi yang sering kebablasan,” paparnya.

Menurutnya, memang harus ada kelompok dan segolongan orang yang mengingatkan bahaya LGBT. Sebab, sudah banyak contoh laknat Allah terhadap pelaku LGBT. Seperti zaman Nabi Luth dan zaman kekinian di Italya.

“Sisa penggalian arkeolog memperlihatkan bukti azab tersebut sebagai pelajaran bagi manusia,” ujarnya.

Kampanye LGBT dinilainya begitu massif bahkan melalui smarphone dan android tanpa disadari. Karena itu, Ia mengajak masyarakat agar peduli dan membangun ketahanan rumah tangga serta keluarga. Peran tokoh agama juga diharapkan untuk memberi pencerahan kepada masyarakat.

“Kita tidak benci orangnya, tetapi kita membenci tindakan dan penyimpangan perilakunya. Kita sepakat mereka ini punya penyakit dab harus diobati,” tandasnya.

*Ady