Kota Bima, Kahaba.- Ketua Pembina Yayasan IKIP Bima sebagai badan penyelenggara STKIP Bima Hj Siti Julaeha menyampaikan bantahan terkait namanya yang disebutkan telah menandatangani syarat penting untuk merubah nama yayasan dari Yayasan IKIP menjadi Yayasan PIP. (Baca. Yayasan STKIP Bima Diganti, Pengurus Yayasan Keberatan)
Kepada media ini Julaeha memberi penegasan bahwa dirinya tidak pernah dilibatkan, dikomunikasikan, diberitahu atau diundang untuk rapat, terkait perubahan nama yayasan.
“Apalagi sampai dibilang jika saya yang telah menandatangani. Jelas tidak pernah,” tegasnya, Sabtu malam (10/10).
Pada pemberitaan sebelumnya, nama Hj Siti Julaeha disebutkan oleh Ketua Yayasan PIP Khairul Amrin bahwa pada dasarnya perubahan nama yayasan tersebut tidak sepihak. Karena Ketua Yayasan IKIP M Fakhri yang memberikan KTP dan NPWP untuk perubahan tersebut, termasuk tanda tangan ketua pembina yayasan sebelumnya.
Terhadap pernyataan Khairul tersebut, Julaeha jelas menyampaikan keberatannya.
“Iya saya keberatan, karena memang saya tidak tahu apa-apa,” katanya.
Ia pun perlu menggarisbawahi, dirinya menjadi Ketua Pembina Yayasan IKIP bukan karena keinginannya, tapi ditunjuk oleh semua pembina. Proses yang dilalui dengan mengedepankan musyawarah.
“Tapi ko’ ini merubah nama Yayasan IKIP menjadi Yayasan PIP tidak dimusyawarahkan dengan kami. Lantas kami pembina Yayasan IKIP ini dianggap apa,” sorotnya.
Jika dilihat dari persoalan ini sambung Julaeha, tanda tangan Ketua Pembina harus menjadi persyaratan utama untuk merubah nama yayasan, maka tanda tangannya diduga telah dipalsukan, untuk memuluskan proses perubahan tersebut.
“Iya dong, kalau Yayasan PIP muncul untuk menggantikan Yayasan IKIP, artinya tanda tangan saya telah dipalsukan. Sementara saya sama sekali tidak pernah menandatanganinya,” terang Julaeha.
Dirinya kembali menegaskan, jangan karena selama ini Pembina Yayasan IKIP diam, lantas melihatnya tidak keberatan dengan perubahan nama tersebut.
“Yayasan ini bukan milik pribadi tapi kolektif. SehinggaI seenaknya dirubah dan tidak melihat bagaimana kiprahnya selama ini membesarkan STKIP Bima,” tegasnya.
Julaeha mengingatkan, nama Yayasan STKIP Bima harus dikembalikan ke nama awal. Tidak boleh diganti seenaknya, apalagi dilakukan dengan cara-cara yang tidak baik.
*Kahaba-01