Kota Bima, Kahaba.- Sejak Pemerintah Kota Bima memberlakukan satu jalur, penerapannya justru belum maksimal. Saat ini saja, jalan utama Soekarno – Hatta dan Gajah Mada masih berubah fungsi menjadi 2 jalur.
Kondisi tersebut pun disorot oleh Anggota DPRD Kota Bima Amir Syarifuddin. Menurutnya, saat ini satu jalur sudah semakin semrawut. Pengendara berseliweran lawan arah, serta sangat membahayakan pengguna jalan.
“Perilaku para pengendara yang tidak taat aturan ini, dapat berakibat fatal,” katanya, Minggu (4/12).
Pekan kemarin saja ungkap Duta PKS itu, terjadi kecelakaan hingga korban meninggal di Penarga karena lawan jalur. Kondisi tersebut semakin diperparah oleh tidak adanya petugas yang ditempatkan di jalur-jalur yang sebelumnya ditentukan.
Berdasarkan pantauannya saat berkendara, di jalan Soekarno – Hatta, pengguna jalan dari arah berlawan sekitar kantor DPRD, melaju ke timur dengan mengambil setengah jalur. Bahkan ada beberapa di antaranya dengan kecepatan tinggi.
Demikian juga di jalur Gajah Mada, atau sekitar Kelurahan Penaraga dan di Jembatan Rabasalo Kelurahan Penatoi, secara tiba-tiba muncul motor melaju ke barat mengambil setengah jalur.
“Ini berbahaya sekali, apalagi pengguna jalan yang melanggar ini tidak di pinggir. Tapi larinya agak ke tengah,” ungkapnya.
Kata Amir, kesadaran masyarakat masih sangat kurang. Karena ingin cepat tiba tujuan, justru mengabaikan keselamatan. Lebih-lebih jika saat arus lalu lintas padat pagi hari, ditambah tidak ada petugas, semakin lengkap pelanggaran jalur terjadi.
Untuk itu, dirinya berharap kepada pemerintah melalui dinas terkait, bekerja sama dengan pihak kepolisian, agar memulai lagi menempatkan petugas untuk memastikan satu jalur terlaksana dengan baik. Sembari menunggu betul-betul munculnya kesadaran masyarakat memakai ruas jalan, untuk keselamatan bersama.
“Saya kira perlu ditempatkan lagi petugas, karena kondisinya saat ini betul-betul sudah berbahaya. Jika ada yang masih tetap melanggar diberi sanksi atau ditilang,” pungkasnya.
*Kahaba.-01