Kabupaten Bima, Kahaba.- Puluhan hektar tanaman padi di So Malino I dan II, So Bata Muku dan So Oi Sonco Desa Sanolo Kecamatan Bolo alami kekeringan. Akibatnya petani sangat kuatir terjadinya gagal panen.
Petani asal Desa Sanolo Hasan mengatakan, kekeringan tahun ini sama sekali tidak diduga. Biasanya untuk pola tanam Musim Kemarau (MK) I masih ada sisa hujan yang turun. Namun tahun ini, sama sekali tidak ada.
“Kami kuawatir terjadi gagal panen,” ujarnya di So Malino I, Rabu (30/5).
Kata Hasan, khusus So Malino, setiap tahun biasanya panen normal dengan menggunakan Dam atau Daerah Irigasi (DI) Desa Tambe. Namun, tahun ini pasokan air tidak sampai pada lahan pertanian petani.
“Ini menjadi permasalahan serius karena selain lahan di So Malino, lahan yang ada di So lain juga terancam gagal panen,” katanya.
Untuk antisipasi kekeringan saat ini, dirinya menggunakan air yang bersumber dari sumur bor pribadi yang ditanam di pematang sawah.
Hal yang senada juga disampaikan Syafrudin petani asal Desa Rato yang bertani di wilayah setempat. Katanya, tahun ini terjadi kekeringan lahan pertanian di watasan Desa Sanolo. Dilihat dari kondisi panas matahari saat ini. Tanaman padi tidak akan bertahan.
Dirinya berharap pemerintah atau dinas terkait segera mencarikan solusi terbaik dalam menghadapi kekeringan saat ini.
“Kasihan petani, apalagi banyak yang sewa lahan milik orang lain untuk menanam padi,” ungkapnya.
PPL Desa Sanolo, H Ridwan membenarkan terjadinya kekeringan yang dialami sebagian petani di watasan Desa Sanolo. Tercatat sebanyak 30 hektar mengalami kekeringan akibat tidak dapat pasokan air.
Dijelaskannya, lahan pertanian yang digunakan petani untuk tanam padi saat ini yakni di So Malino 1 dengan luas 30 hektar, So Malino II 25 hektar. Selain itu, So Bata Muku dan So Oi Sonco.
“So Malino I dan II masing masing mengalami kekeringan yakni 10 hektar. Sedangkan So Bata Muku dan Oi Sonco masing masing 5 hektar,” sebutnya.
*Kahaba-10