Kabupaten Bima, Kahaba.- Persoalan ketersediaan air bersih menjadi usulan atau masukan terbanyak yang disampaikan oleh Masyarakat Desa Pesa, saat kegiatan Musrembang Desa tahun 2020, Selasa (28/1).
Sebagaimana diketahui Desa Pesa Kecamatan Wawo ini merupakan desa yang terus mengalami masalah ketersediaan air bersih sejak dulu, kemudian beberapa tahun terakhir ini semakin parah.
Berbagai program pun telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bima, baik itu program penyaluran air dari Dusun Kawae, maupun pengeboran air dalam di desa setempat. Namun belum mampu menjawab persoalan yang ada. Jumlah anggaran yang digelontorkan untuk sejumlah program dimaksud mencapai Rp 10 Miliar.
Kendala tehniks pengelolaan dinilai menjadi penyebab tidak maksimalnya program tersebut, pihak PDAM sebagai pihak yang dipercayakan untuk mengelola program Oi Seli tidak mampu melaksanakanya dengan baik.
Begitupun untuk program pengeboran air dalam, dimana biaya operasional yang begitu tinggi yang tidak sebanding dengan manfaat yang dinikmati oleh masyarakat.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada saat ini, sebagian masyarakat mengantungkan diri pada mobil tangki air milik Kecamatan Wawo, dengan mengeluarkan biaya sekitar Rp 150 ribu per tangki.
Kepala Desa Pesa Rudi Hartono mengatakan, usaha untuk menyelesaikan persoalan ini sudah maksimal dilakukan, bahkan telah berkoordinasi dengan PDAM, Pemerintah Kecamatan maupun Kabupaten untuk solusinya.
“Koordinasi itu, kami masih menunggu hasilnya, paling tidak Oi Seli Bisa kembali dinikmati oleh masyarakat Pesa,” ujarnya.
Menurut dia, program Oi Seli pada awalnya untuk menjawab kebutuhan masyarakat Desa Pesa dan Kambilo. Namun tidak berlangsung lama, meski sesungguhnya air itu sebenarnya bisa mengurai masalah ketersedian air bersih.
Sementara untuk program lain sambungnya, dengan mengunakan anggaran dana desa juga sudah direncanakan. Namun karena faktor ketersediaan sumber mata air yang ada dengan dana desa yang terbatas, menjadi kendala sehingga program itu tidak bisa dilaksanakan.
“Mata air yang direncanakan misalnya untuk pelaksanaan kegiatanya butuh anggaran yang besar, karena jauh dari pemukiman penduduk,” ucapnya.
Sehingga harapanya untuk mengoptimalkan kembali program Oi Seli jauh lebih efisien, namun hal itu butuh campur tangan pemerintah kecamatan maupun kabupaten dengan pihak PDAM.
“Dengan begitu pada tahun 2020 masalah air bersih tidak lagi menjadi persoalan di desa ini,” pungkasnya.
*Kahaba-08