Kota Bima, Kahaba.- Kondisi Pasar Semi Modern Amahami saat ini makin semrawut. Tenda dan bangunan lapak-lapak baru di sekeliling los pasar dari hari ke hari juga kian bertambah. Jika diperhatikan dari sisi timur jalan, seolah tak ada bedanya pasar bantuan Kementerian Perdagangan itu dengan pasar sebelumnya.
“Kami mempertanyakan janji Pemerintah Kota Bima untuk segera menata Pasar Amahami. Ini sudah berbulan-bulan, tetapi janji tak kunjung ditepati. Pasar semakin kumuh saja,” kritik Dewi, salah seorang pengunjung pasar, kemarin.
Tak hanya itu kata Ibu satu anak ini, penataan tempat parkir sangat tidak teratur. Pengunjung dengan bebas menyimpan kendaraannya dimana saja. Bahkan leluasa masuk di sekitar lapak pedagang. Tentu, kondisi tersebut membuat pengunjung tak nyaman karena harus berdesakan dengan kendaraan saat ingin masuk berbelanja.
“Tapi aneh saat kita selesai belanja dan pulang, di pintu keluar sejumlah tukang parkir sudah menunggu dan siap meminta uang parkir. Sementara motor yang kami simpan sama sekali tak diatur,” keluhnya.
Pengunjung lainnya, Yani mengeluhkan kondisi los pasar yang kotor dan dipenuhi sampah. Para pedagang, langsung membuang sampah sembarang di sekitar tempat jualan. Bau busuk dan menyengat juga tercium, terutama di los pasar pedagang ikan sebelah barat.
“Keramik warna putih los pasar sudah tidak kelihatan lagi karena tertutupi lumpur. Apalagi ini musim hujan, sangat kotor dan bau sekali. Ini sih bukan pasar modern,” ujar ibu dua anak ini.
Pantauan wartawan, pemandangan tenda warna-warni masih menjadi suguhan pertama kali dilihat pengunjung saat datang berbelanja keperluan dapur. Belum lagi, pagar keliling di depan jalan hanya terbuat dari pagar bambu. Seakan mempertegas pasar tersebut hanya layak disebut pasar tradisional.
Sebelum menginjakkan kaki di ke dalam pasar, deretan lapak pedagang menghadang para pembeli di pinggir jalan utama. Kesan pasar semi modern yang ingin ditampilkan Pemerintah Kota Bima sirna dengan bermunculannya lapak pedagang baru di depan los pasar utama. Mereka telah lebih dulu menghadang pembeli, sebelum akhirnya berbelanja los pasar utama.
*Ady