Kabupaten Bima, Kahaba.- Pemerintah Kabupaten Bima memusatkan pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tahun ini di dua titik yang beberapa minggu lalu menjadi lokasi bentrok antar warga. Di Desa Samili dan Desa Dadibou, seluruh jajaran eksekutif dan legislatif Kabupaten Bima menggelar sholat Ied bersama warga yang dirangkaikan dengan pemotongan hewan kurban.
Berdasarkan keterangan pers Pemkab Bima yang diterima Kahaba, Pemerintah Kabupaten Bima memusatkan perayaan Idul Kurban 1433 pada dua lokasi, yaitu Lapangan desa Samili yang dihadiri Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST, Unsur FKPD, anggota DPRD dan 25 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemkab Bima. Lokasi lainnya adalah Masjid At Taqwa Desa Dadibou yang dihadiri Wakil Bupati Bima Drs. H. Syafrudin H.M. Nur, M.Pd dan 26 Kepala SKPD, anggota DPRD dan para pejabat eselon lingkup Pemkab Bima.
Wakil Bupati Bima Drs. H. Syafrudin, M.Pd dalam amanatnya memaparkan, memasuki penghujung tahun telah banyak rahmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan untuk kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Salah satunya adalah masyarakat Bima telah dijauhkan dari bala bencana dan kelaparan selama sepuluh bulan terakhir ini. Anugerah tersebut harus dilihat sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. “Tentu hal ini kiranya patut menjadi titik tolak untuk lebih meneguhkan keimanan dan ketakwaan serta memperkaya kehidupan ini dengan amal shaleh,” terang Wabup.
Lanjut Wabup, kurban yang secara harfiah berarti mendekatkan, dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada sesama manusia, khususnya mereka yang belum mendapat kesempatan dan masih menghadapi berbagai himpitan persoalan kehidupan. “Perayaan tahun ini yang bertema, ‘Dengan Hikmah Idul Kurban Kita Mantapkan Keimanan Dan Solidaritas Sosial Menuju Masyarakat Bima Akbar Yang Maju, Mandiri Dan Bermartabat’, mengandung ajakan luhur dan mulia agar kita sebagai hamba Allah tetap memompa semangat berkurban sebagai perwujudan kesolehan sosial,” urai Wabup.
Khatib shalat Id Ustadz Syech Fathurahman yang menyampaikan khutbah bertajuk ‘Menuju Bima Yang Damai dan Marhamah’ menukilkan, hingga 10 tahun silam, kita tentu tidak pernah menyangka bahwa Bima yang selama ini dikenal fanatik-religius ternyata dalam 2 tahun terakhir tiba-tiba berubah menjadi anarkis.
“Tahun ini, cobaan datang silih berganti, ditengah kita ada saudara kita yang merasakan duka akibat tawuran, apa yang sesungguhnya terjadi? Bila Islam dan sama-sama Dou Mbojo tidak lagi bisa menyatukan kita. Ideologi apa lagi yang bisa menyatukan kita?,” ungkap Syech Fathurahman memulai uraiannya.
Oleh karena itu, Khatib mengajak jamaah untuk memaknai Surah Al-Balad, sebagai satu pondasi kuat dari ajaran keadilan sosial yang bersumber dari wahyu. Fathurahman yang menukilkan Surah Al-Balad mengungkapkan, dalam ayat 11 sampai dengan 16, dinyatakan, orang dididik memperdalam iman dan menempuh jalan mendaki dan sukar (aqabah), berkorban mengeluarkan harta benda dan tenaga untuk memberantas segala macam perbudakan, eksploitasi atau pemerasan terhadap manusia lainnya. Selain itu untuk meraih tingkat keimanan yang tinggi, seorang mukmin dikatakan harus mengasah ukhuwah dengan memupuk kepedulian terhadap insan yang lemah secara sosial. “Hal lainnya adalah memberi makan pada saat orang sangat memerlukan makanan dan kebutuhan air bersih untuk minum serta memelihara anak-anak yatim dan terlantar”. Urainya.
Menurut Syech Fathurahman, amanat surah Al-Balad ini hanya bisa terjadi bila timbul dari keimanan dan keyakinan sebagai muslim, yang masyarakatnya dibentuk oleh jamaahnya sendiri. Yaitu jamaah yang hidup dalam gotong royong, saling mengingatkan tentang kesabaran dan saling bantu-membantu. “Menghadapi tantangan perubahan sosial, maka rapatkan barisan, membangun Bima yang damai dan harmonis. Bulatkan tekad, untuk keluar dari masalah,” himbaunya kepada seluruh jamaah.
Sementara itu, Ketua PHBI Kabupaten Bima Fathurrahman, S.Ag, MH, melaporkan, tahun ini jumlah hewan kurban yang terdaftar pada Panitia PHBI kabupaten Bima berjumlah 59 sapi dan 29 kambing yang disebar pada 18 kecamatan. Dari jumlah tersebut, sumbangan 18 ekor sapi berasal dari Pemerintah Kabupaten Bima. Sementara itu, atas nama pribadi dan keluarga, Bupati Bima menyerahkan 18 ekor sapi dan 4 kambing. Wakil Bupati Bima juga disebutkan menyerahkan 10 ekor sapi untuk dikurbankan di 10 kecamatan. Selain itu sumbangan hewan kurban juga datang dari berbagai SKPD dan beberapa sumbangan atas nama pribadi. [BQ*]