Kabupaten Bima, Kahaba.- Menempuh jenjang studi doktor adalah perjalanan akademik yang penuh tantangan. Dibutuhkan kesungguhan, kedisiplinan, serta pengorbanan waktu, tenaga, dan materi. Namun, Sudarsono, dosen Universitass Nggusuwaru (UNSUWA) Bima membuktikan bahwa studi doktor bisa diselesaikan dengan cepat, tepat, dan efektif. Ia berhasil meraih gelar doktor hanya dalam waktu 3 tahun 3 bulan dengan semangat tinggi, persiapan matang, dan kedisiplinan luar biasa.
Sudarsono memulai studinya di Universitas Negeri Semarang dengan pendekatan strategis dan efisien. Dalam dua semester pertama, ia tidak hanya menyelesaikan mata kuliah teori, tetapi juga mempersiapkan proposal penelitian yang langsung disetujui oleh Kaprodi Pascasarjana. Tidak berhenti di situ, dirinya juga merampungkan artikel jurnal internasional untuk diterbitkan di jurnal bereputasi.
Tahapan ujian yang ketat – mulai dari penyusunan proposal hingga pertahanan disertasi – dihadapinya dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Setiap revisi dari penguji dijalani dengan sikap positif, tanpa mengurangi semangat untuk terus maju.
Menurut Sudarsono, kunci keberhasilannya yakni disiplin dan konsistensi mengelola waktu dengan baik untuk memenuhi setiap target studi. Kemudian semangat dan motivasi, selalu optimis dan fokus pada tujuan akhir. Yang terpenting yaitu doa dan dukungan orang tua, menjadikan doa sebagai kekuatan utama dalam menghadapi segala rintangan.
“Tidak ada strategi yang berlebihan, hanya disiplin, konsistensi, dan semangat untuk terus belajar. Doa kita sendiri dan doa orang tua menjadi hal penting yang tidak bisa diabaikan,” ujarnya.
Kesuksesan Sudarsono menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan tinggi. Ia membuktikan bahwa siapa pun, dari mana pun, memiliki kesempatan yang sama untuk sukses, asalkan memiliki tekad kuat dan kemauan belajar yang tinggi.
“Tidak perlu berasal dari keluarga kaya. Yang terpenting adalah semangat dan kerja keras. Pendidikan adalah hak setiap orang, dan keberhasilan tergantung pada usaha yang kita lakukan,” ungkapnya.
Kini, Sudarsono kembali mengabdi di UNSUWA sebagai dosen dan menduduki jabatan penting. Di luar aktivitas akademik, ia aktif dalam berbagai organisasi sosial, keagamaan, dan pendidikan di daerahnya. Ambisinya untuk meraih gelar guru besar menjadi motivasi tambahan untuk terus berkontribusi pada pembangunan pendidikan berkualitas di Bima.
“Semoga apa yang saya capai dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda dan akademisi lain. Usaha maksimal tidak akan mengkhianati hasil,” harapnya.
*Penulis : Ady Ardyansah