Kabar Bima

Petani Duduk Bareng H Arifin di Tengah Sawah

371
×

Petani Duduk Bareng H Arifin di Tengah Sawah

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Para petani yang tergabung dalam Komunitas Petani Bawang Merah Bima di Sumbawa terpikat dengan konsep dan program seorang Calon Bupati Bima H Arifin. Pasalnya, aspirasi petani bawang merah selama ini diabaikan oleh pihak pemerintah daerah Kabupaten Bima.

Petani Duduk Bareng H Arifin di Tengah Sawah - Kabar Harian Bima
H Arifin bersama petani. Foto: Ist

Sebut saja kasus kelangkaan pupuk dan harga obat pestisida yang mencekik, belum lagi harga bawang merah terkesan penuh pasang surut yang terus menjadi masalah serius para petani di Bima.

Tak hanya itu, keterbatasan lahan dan minimnya lapangan kerja membuat ribuan warga Kabupaten Bima bermigrasi di Kabupaten Sumbawa untuk bertani bawang merah dengan resiko meninggalkan kampung halaman.

Jeritan petani itu menarik perhatian H Arifin. Pada rangkaian kunjungan dan silaturrahmi, H Arifin beserta timnya melihat langsung sejumlah petani bawang merah di dua titik di Desa Boak Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa, Minggu (28/6).

Karena H Arifin lahir dari rahim petani, maka bukan sesuatu yang asing bagi mantan Sekretaris Kotamadya Jakarta Timur itu berbauran dengan para petani bawang merah di kedua lokasi itu, bahkan melebur dengan aroma tanah bawang merah, pancaran sinar matahari dan ikut memanen (kapunci).

Di sela-sela kunjungan itu, sebagai ahli kebijakan publik yang berpengalaman, H Arifin bertekad akan melakukan intervensi kebijakan dan reformulasi stabilisasi harga bawang merah yang berorientasi kesejahteraan bagi petani.

“Pemerintah selaku eksekutor kebijakan itu mesti paham kebutuhan rakyatnya, khususnya petani bawang merah, dan mengerti bagaimana merumuskan solusi yang tepat. Nanti bila dipercaya sebagai bupati, saya akan jadikan bawang merah sebagai komoditas unggulan Kabupaten Bima, lalu membantu carikan akses pasar, stabilisasi harga dan penguatan infrastruktur yang menopang petani bawang merah agar makmur sejahtera,” ujar H Arifin.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pabrik pupuk mesti dibangun di Bima untuk memenuhi stok bagi kebutuhan petani. Lebih dari itu, pengawasan obat pestisida seharusnya diperketat, dengan pembuatan regulasi yang jelas.

Menanggapi hal itu, antusiasme sejumlah petani bawang merah asal Bima itu begitu besar, bahkan mewakili isi hati sekaligus harapan semua petani bawang merah se-Kabupaten Bima, bahwa apa yang ditawarkan oleh H Arifin itu dapat dijangkau dan terukur, yang penting adanya kemauan politik (political will) dari pemerintah.

“Terus terang saya terharu. Belum ada elit penguasa, entah itu kepala daerah di Kabupaten Bima maupun calon bupati yang mengunjungi kami, baru kali ini saja, H. Arifin akan kami dukung karena konsepnya jelas,” kata Sarwon yang juga Kepala Dusun Benteng Desa Ngali.

Di tempat terpisah, hal senada juga diutarakan oleh Muhtar Ama La Kada.  Seluruh petani se-Kabupaten Bima sudah saatnya bangkit, memilih pemimpin yang peduli dengan nasib petani.

“Daripada mendukung orang yang mengabaikan petani, mendingan pilih H Arifin yang jelas keberpihakannya,” tegas Muhtar Ama La Kada, tokoh masyarakat asal Ngali itu.

Ibu-ibu dan anak-anak yang ikut serta bertani itu memanjatkan doa agar H Arifin diberi kesehatan dan kekuatan lahir-batin. Sembari menggendong anak kecil, H Arifin tak kuasa menahan air mata, bagaimana mungkin usia kanak-kanak hilang keceriaannya masa bermain, gara-gara tuntutan hidup. Lalu merantau bertani bawang merah.

Atas dukungan para petani bawang merah itu, H. Arifin menyampaikan ucapan terima kasih dan berkomitmen akan memprioritaskan petani agar lebih makmur dan hidup layak. Dengan bola mata berkaca-kaca, H Arifin tak lupa, memberikan semangat kepada anak-anak agar tidak melupakan pendidikan, dan belajar dari kerja keras kedua orang tua.

“Nanti kita akan anggarkan secara khusus terkait langkah-langkah percepatan kemakmuran agar bagaimana petani bawang merah menjadi primadona di masa depan,” jelas H Arifin.

“Masalah peningkatan kesejahteraan petani bawang merah juga berkaitan dengan regulasi tata niaga, karena itu nanti kita duduk bersama, melibatkan semua pihak terkait, intinya ada kemauan dan niat tulus untuk membangun daerah,” pungkasnya.

*Kahaba-01/Adv