Sumbawa Besar, Kahaba.- Terkait pemberitaan yang menyebutkan keterlibatan sejumlah organisasi intra kampus dalam unjuk rasa mahasiswa Universitas Sumbawa (UNSA) pada Selasa (22/01) pagi di Mapolres Sumbawa, pengurus PMII Sumbawa menyangkal lembaganya terlibat dalam aksi itu.
“Dari awal aksi saya tidak melihat adanya bendera organisasi kampus, semua mahasiswa melebur. Memang ada pengurus PMII Sumbawa yang ikut tapi itu tidak mengatasnamakan lembaga,” ungkap Muhamad Kaniti, Sekretaris Umum PMII Sumbawa melalui telepon Rabu (23/1/2013) malam.
Ia juga memastikan, aksi yang terjadi pada pukul 8.30 WITA di Mapolres Sumbawa itu murni untuk menuntut penyelesaian kasus hukum atas dugaan pemerkosaan yang mengakibatkan kematian Arniati. Unjukrasa yang legal dan terorganisir itu dikatakannya berlangsung secara damai dan tanpa kekerasan.
Setelah berorasi di Mapolres, sejumlah anggota komisariat PMII yang ada di titik aksi kemudian ditarik menuju ke kampus. Lalu massa aksi lainnya melanjutkan long march ke kantor Bupati Sumbawa.
Selain mengklarifikasi keikutsertaan lembaganya dalam aksi yang terjadi beberapa jam sebelum pecahnya kerusuhan Sumbawa itu, Muhamad Kaniti yang mewakili PMII Sumbawa menyesalkan terjadinya ekalasi massal yang merusak nama Sumbawa. Menurutnya, Sumbawa yang beberapa tahun terakhir ini dikenal kondusif, rusak akibat provokasi dari orang-orang yang tak berjanggung jawab.
Ia juga menghimbau seluruh eleman masyarakat agar bisa menahan diri, dan menyelesaikan masalah ini berdasarkan hukum yang berlaku. Selain itu ia menyerukan kepada para pimpinan daerah untuk menjernihkan suasana dan merajut kembali keharmonisan di Tana Samawa yang tercoreng oleh tindak anarkis pada Selasa Kemarin. [BQ]