Kota Bima, Kahaba.- Anggota DPRD Kota Bima, Anwar Arman menilai reaksi masyarakat Kelurahan Sarae menyikapi rotasi Lurah Sarae A. Faruk menjadi Lurah Pane, berlebihan. Karena, penyegelan kantor Lurah sama halnya menyegel kewibawaan Pemerintah Kota Bima. (Baca. Warga Sarae Segel Kantor Lurah, Pelayanan Lumpuh)
Menurut dia, mutasi dan rotasi hal biasa yang dilakukan oleh Kepala Daerah. Itu hak prerogatif Kepala Daerah yang disertai dengan pertimbangan-pertimbangan. Yang terjadi di Kelurahan Sarae itu, A. Faruk merupakan pejabat Sekretaris Lurah yang menjadi Pelaksana tugas (Plt) Lurah Sarae, kemudian diangkat menjadi Lurah Definitif di Kelurahan lain. (Baca. Tidak Terima Lurah Sarae Dirotasi, Warga ‘Serang’ Kantor Walikota)
“Namun, ekspresi masyarakat Kelurahan Sarae, sangat berlebihan. Hingga menyegel kantor Lurah, yang sama saja menyegel kewibawaan Pemerintah Kota Bima,” ujarnya, Selasa (12/1).
Kata dia, ada cara – cara yang lain yang lebih elegan yang bisa dilakukan oleh masyarakat. Seperti datang ke Pimpinan Daerah atau ke DPRD Kota Bima, bicarakan dan musyawarahkan, tidak harus melakukan aksi penyegelan yang melumpuhkan pelayanan. (Baca. Segel Kantor Lurah Sarae Akhirnya Dibuka)
“Jika hal yang sama terjadi di Kelurahan lain, atau terjadi di dunia pendidikan, Kepala Sekolah dipindah kemudian siswa dan guru segel, akan jadi apa negeri ini,” tegasnya.
Untuk itu, duta PKS itu meminta kepada masyarakat harus dewasa menerima keputusan mutasi dan rotasi tersebut. Ikhlas melepas A. Faruk dan juga siap menerima Lurah baru. Karena semua orang yang ditempatkan itu merupakan orang-orang terbaik yang ditempatkan oleh Kepala Daerah.
“Kita lihat kinerjanya. Nanti semua bisa dievaluasi. Bukan selamanya seseorang harus memimpin di Kelurahan itu,” tambahnya.
*Bin