Kabupaten Bima, Kahaba.- Orang tua siswa SDN Inpres Talapiti mengeluhkan cara sekolah setempat mempraktekan pelajaran Muatan Lokal. Pasalnya, para siswa diwajibkan untuk membawa satu ekor ayam, dengan iming-iming agar mendapat nilai bagus.
Seperti yang diungkapkan Busairin, salah seorang orang tua siswa. Menurut dia, yang dilakukan sekolah tersebut memberatkan siswa, apalagi mereka yang hanya petani biasa.
“Satu ekor ayam persiswa sangat memberatkan bagi kami, apalagi hampir seluruh orang tua siswa hanya berprofesi sebagai buruh tani. Jika ada orang tua yang memiliki 2 orang anak yang sekolah, tetap diminta 2 ekor ayam,” keluhnya, Senin (13/7).
Ia mengakui, satu ekor ayam dibebankan kepada siswa seluruh kelas, kecuali kelas 1 yang hanya disuruh membawa telur. Padahal pelajaran Muatan Lokal itu mempraktekan masak memasak saja, tidak perlu mengumpulkan ayam sebanyak itu.
“Setiap tahun seperti ini keadaanya, karena takut anak tidak mendapat nilai bagus terpaksa kami penuhi,” imbuhnya.
Sementara itu, Anggota BPD setempat Suaeb meminta ke sekolah untuk tidak berlebih melakukan cara praktek Muatan Lokal. Sekolah juga mestinya memikirkan kondisi orang tua siswa.
“Kami berharap dinas dan intansi terkait memperhatikan masalah ini agar tidak terjadi,” katanya.
Di tempat terpisah, Kepala SDN Inpres Talapiti Arinah saat dikonfirmasi menjawab tidak tahu masalah ini. Ia menduga mungkin sudah kesepakatan guru kelas bersama siswa.
“Saya tidak tahu menau terkait hal ini. Jujur, sampai di sekolah saya kaget,” ujar kepsek yang baru 6 bulan menjabat itu.
M Tayeb, guru senior di sekolah tersebut menambahkan, tidak ada paksaan kepada siswa untuk membawa ayam, tapi sesuai kemampuan. Setelah kegiatan, ayam siswa membawa pulang untuk makan bersama orang tua.
*Kahaba-07