Kabar Kota Bima

Solusi Krisis Air Bersih, Imawan Elektrolisasi Hujan Jadi Air Minum Berkualitas

490
×

Solusi Krisis Air Bersih, Imawan Elektrolisasi Hujan Jadi Air Minum Berkualitas

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pegawai BPBD Kota Bima Imawan Muslimin punya solusi untuk warga yang terdampak krisis air bersih dan air minum, dengan mengubah air hujan menjadi air minum yang berkualitas.

Solusi Krisis Air Bersih, Imawan Elektrolisasi Hujan Jadi Air Minum Berkualitas - Kabar Harian Bima
Imawan Muslimin (Kiri) didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bima Taufikurrahman foto di depan peralatan elektrolisasi air hujan. Foto: Bin

Pikiran cerdas Imawan tersebut rupanya sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu, hanya saja belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan. Padahal yang dilakukannya bisa menjadi jawaban terhadap kondisi daerah, karena wilayah krisis air bersih yang semakin meluas.

Imawan didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bima Taufikurrahman menjelaskan, yang dilakukannya ini merupakan bentuk nyata mitigasi bencana, berupa panen air hujan dan elektrolisasi air hujan.

“Poinnya adalah, bagimana kita ini memanfaatkan air hujan menjadi air bersih dan air minum yang berkualitas, dengan PH atau derajat keasaman sebesar 9 plus,” terangnya, Selasa (23/3).

Menurut Imawan, selama ini dirinya melihat kondisi Kota Bima ketika hujan akan terjadi banjir, kemudian jika kemarau selalu kekurangan air. Sementara di sisi lain, 90 persen lebih warga Kota Bima menggantungkan kebutuhan air dari sumur bor.

Maka dengan adanya kegiatan BNPB terkait sekolah sungai dan materi panen air hujan melalui elektrolisasi air hujan, muncul pikirannya untuk mencoba menuangkan materi kegiatan dimaksud dalam program mitigasi bencana BPBD Kota Bima.

“3 tahun lalu pun kita mulai sampai sekarang,” katanya.

Disinggung cara kerjanya, Imawan membeberkan, air hujan yang turun ditampung menggunakan tandon. Baru kemudian dielektrolisasi menggunakan aliran listrik untuk memisahkan ion, dan menghasilkan air yang punya PH tinggi dan PH rendah.

“Peralatannya tidak menghabiskan banyak biaya, sekitar Rp 10 juta untuk paket lengkap. Seperti tandon, pipa, talang, dudukan tandon, box, titanium dan adaptor,” sebutnya.

Karena belum mendapat perhatian pemerintah agar dimasukan dalam program sebagai solusi krisis air bersih, Imawan justru telah memulainya di rumah. Selama 3 tahun itu pun ia bersama keluarnya mengonsumi air hujan tersebut. Bahkan beberapa tetangganya rutin datang ambil untuk keperluan sehari-hari.

“Kalau saya di rumah, satu paket lengkap untuk pembuatannya itu bisa mencukupi kebutuhan air minum selama satu tahun. Dengan hitungan siklus musim hujan sekitar 3 bulan sampai 5 bulan,” jelasnya.

Imawan menambahkan, air hujan yang dielektrolisasi tersebut juga punya banyak khasiat dan mengobati sejumlah penyakit. Beberapa pegawai BPBD yang isterinya menjangkit asam urat, bisa sembuh beberapa bulan setelah mengonsumsi air tersebut.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bima Taufikurrahman menambahkan, kemampuan yang dilakukan Imawan itu sudah sering dimasukan dalam Renja dan Renstra Pemerintah Kota Bima, tapi selalu kandas lantaran anggaran yang masih terbatas.

“Untuk itu, harapan kami bagaimana elektrolisasi air hujan menjadi air minum berkulaitas ini bisa menjadi solusi konkrit di tengah kondisi daerah yang terus terdampak krisis air bersih,” tambahnya.

*Kahaba-01