Kabar Kota Bima

Rancang Seminar Pemanfaatan Air Hujan, FPBR Dorong Pemerintah Wujudkan Regulasi

559
×

Rancang Seminar Pemanfaatan Air Hujan, FPBR Dorong Pemerintah Wujudkan Regulasi

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Dalam waktu dekat Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Mbojo Matenggo Kota Bima bakal menggelar seminar besar-besaran tentang pemanfaatan dan pengolahan air hujan, menjadi air yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Rancang Seminar Pemanfaatan Air Hujan, FPBR Dorong Pemerintah Wujudkan Regulasi - Kabar Harian Bima
Ketua Harian FPRB Mbojo Matenggo Kota Bima Anwar Arman. Foto: Bin

Rencana itu bakal digelar pada Oktober tahun 2022. Menghadirkan kepala daerah, para stakeholder, kepala OPD, camat, lurah dan masyarakat. Kemudian diberikan pemahaman tentang air hujan yang bisa menjadi solusi terhadap kondisi kekeringan dan krisis air di Kota Bima.

Ketua Harian FPRB Mbojo Matenggo Kota Bima Anwar Arman menjelaskan, dari tahun ke tahun Kota Bima selalu mengalami banjir di musim hujan dan kekeringan krisis air di musim kemarau. Dampaknya pun banyak wilayah yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Sementara itu, hujan belum dipandang sebagai air baku menjadi air bersih dan belum dimanfaatkan dengan baik. Malah sejak dulu, air hujan dan dibuang begitu saja.

“Makanya rencana kami akan membuat seminar tentang pemanfaatan dan pengolahan air hujan pada bulan Oktober ini. Dengan maksud, meningkatkan pemahaman kita tentang fungsi air hujan atau air baku, sehingga bisa menjadi air bersih dan mengurangi resiko bencana di Kota Bima,” jelas Anwar, Sabtu (17/9) usai menghadiri kegiatan sosialisasi di SMPIT Insan Kamil.

Pada seminar nanti kata mantan anggota DPRD Kota Bima 2 periode itu, air hujan sebagai rahmat dan keberkahan yang diberikan Allah SWT, tidak lagi dipandang sebagai air kotor yang tidak layak digunakan untuk kegiatan sehari-hari.

Padahal sesungguhnya, air hujan ini tidak memiliki bakteri. Sangat baik untuk dikonsumsi, apabila dioleh dengan cara yang benar.

“Makanya melalui seminar nantinya, akan diberikan pemahaman dan wawasan bahwa sesungguhnya air hujan tidak seperti itu,” terangnya.

Pada akhirnya sambung Anwar, dari seminar tersebut secara masif harapannya ada kebijakan atau regulasi dari pemerintah, agar pemanfaatan air hujan bisa dilakukan. Kemudian yang kedua, mendorong masyarakat untuk memanfaatkan dan mengolah air hujan di lingkungan masing-masing.

“Jangan sampai air hujan ini hanya dikelola oleh FPRB saja,” tukasnya.

Ia memberi contoh, dari kebijakan itu, di Kantor Pemkot Bima yang luas tersebut bisa menjadi role model kemandirian air. Selanjutnya, begitu juga diberlakukan di kantor-kantor lain, sekolah-sekolah dan di lingkungan masyarakat. Sehingga air hujan benar-benar dimanfaatkan dan tidak ada lagi wilayah di daerah ini yang krisis air bersih.

“Itulah kebijakan yang kami maksud, bisa dibuat oleh pemerintah melalui inisiatif forum yang mendorong dan menyuarakannya,” tutur Anwar.

Sekarang ini tambah mantan wartawan itu, proyek yang ada pada pemerintah baru sumur resapan. Kenapa tidak, programnya diubah menjadi program talangan air hujan, agar air hujan yang turun juga tidak terbuang percuma.

“Insya Allah, semoga seminar nanti yang juga bekerja sama dengan LP2DER menjadi cikal bakal terwujudnya kemandirian air dan tidak ada lagi krisis air bersih di daerah kita,” tambahnya.

*Kahaba-01