Kota Bima, Kahaba.- Walikota Bima HM Qurais H Abidin menjadi narasumber pada kegiatan Interactive-talkshow dengan tema Climate Resilient Sustainable Livelihood (CRSL) dan Climate Smart Disaster Risk Management (CSDRM) yang diselenggarakan oleh OXFAM Indonesia, di Hotel Lombok Astoria – Mataram, Selasa (5/6).
Walikota hadir didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kota Bima, Kepala Dinas Sosial Kota Bima, dan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bima.
Plt Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima Syahrial Nuryadin melalui siaran persnya mengatakan, Walikota Bima menyampaikan materi “Membangun Ketangguhan Kota Bima” dengan mengulas kapasitas penanggulangan bencana Kota Bima yang meliputi 3 aspek, yaitu regulasi, anggaran, serta koordinasi dan komitmen.
Dari aspek regulasi, ada beberapa peraturan yang diterbitkan, antara lain Perwali Nomor 05 Tahun 2009 dan Perda Kota Bima Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan BPBD Kota Bima, RPJMD 2013-2018 Kota Bima yang mengamanatkan pembentukan 38 kelurahan tangguh bencana yang terinspirasi dari pembentukan kelurahan tangguh OXFAM di Kota Bima.
Kemudian Perda Kota Bima Nomor 4 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana yang mengamanatkan pengalokasian anggaran penanggulangan bencana minimal 1 persen dari belanja langsung APBD, Peraturan Walikota Bima Nomor 48 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengalokasian Anggaran Penanggulangan Bencana minimal 1 persen dari belanja langsung APBD, serta Perwali Kota Bima Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pedoman Peran Dunia Usaha Dalam Penanggulangan Bencana.
Anggaran penanggulangan bencana di Kota Bima terus meningkat dari tahun ketahun, mulai tahun 2009 sebesar Rp. 100 juta, hingga tahun 2018 naik menjadi Rp. 45,18 milyar. Selain itu ada dana tak terduga yang disiapkan dalam APBD Kota Bima setiap tahun anggaran rata-rata sebesar Rp. 12 milyar, yang terutama dapat digunakan untuk kebutuhan penanggulangan bencana.
Dari aspek koordinasi dan komitmen, Pemerintah Kota Bima terus memperkuat koordinasi internal dan eksternal, baik dengan FKPD, pemerintah pusat dan Provinsi, LSM, NGO, dunia usaha, komunitas dan lainnya.
“Kami juga berkomitmen untuk mereplikasi program baik yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, LSM, serta NGO,” kata Walikota.
Ia secara khusus mengucapkan terimakasih kepada OXFAM yang telah membantu membangun Kota Bima sebagai kota tangguh bencana. Pada akhir sesi, Walikota menerima graphic recorder atau rekaman sesi dalam bentuk sketsa grafik yang dibuat oleh tim OXFAM selama sesi paparan berlangsung.
Selain Walikota Bima, narasumber lain diantaranya Perencana Utama Kedeputian Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/BAPPENAS/Ketua Tim Perumus Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2015-2045, Humanitarian Unit Department of Foreign Affair Trade (DFAT) Australia dengan Topik “Dukungan Pemerintah Australia Dalam Membangun Ketangguhan Terhadap Bencana dan Perubahan Iklim di Indonesia), dan Ferdinand, Phd, MNRE, dari Departemen Geofisika dan Metereologi – Institut Pertanian Bogor yang membawa Topik “Pemanfaatan Data Proyeksi Iklim di Indonesia dalam perencanaan membangun ketangguhan terhadap bencana dan perubahan iklim”.
*Kahaba-01/Hum