Kabupaten Bima, Kahaba.- Pernah mengunjungi tempat pemandian air Tampuro?, jika belum, sepertinya anda harus kesana. Pasalnya, tempat pemandian itu sungguh indah. Ada ratusan titik mata air di tempat itu, yang keluar dari bebatuan, jernih dan bersih.
Mata Air Tampuro berada di Desa Piong Kecamatan Sanggar, tepi barat Kabupaten Bima. Menempuhnya, dari Bima sekitar 45 Km atau dengan jarak sekitar 3,5 jam. Jika dari Kabupaten Dompu, jarak tempuhnya sekitar 24 Km.
Meski jarak tempuh yang jauh, sepanjang jalan kita akan disuguhi dengan pemandangan yang indah. Seperti padang safana di Kabupaten Dompu yang membentang luas dan juga keindahan wisata laut di Kecamatan Sanggar yang juga tak kalah cantik. Dari ketinggian kita bisa melihat pemandangan gunung dan luat yang luar biasa.
Hanya saja, akses jalannya tidak semulus yang dibayangkan. Karena disejumlah titik, masih ditemukan jalan rusak dan bebatuan. Meski ada sebagian yang sudah diaspal, namun masih rusak parah, bahkan jalur yang menghubungkan antara Kecamatan Sanggar dan Tambora, masih luput dari perhatian Pemerintah Daerah.
Menurut cerita, nama Tampuro berasal dari bahasa Bima, Tampu’ura, yang artinya memulai. Dari zaman dulu, air itu menjadi sumber daya alam yang sangat vital, karena sering digunakan untuk kebutuhan sehar – hari oleh warga setempat, kendati jarak antara air Tampuro dan pemukiman terbilang jauh.
“Sampai sekarang Air Tampuro masih dimanfaatkan oleh sebagian warga, untuk minum, masak dan kebutuhan lain. Warga pergi ambil menggunakan mobil dan motor,” ujar Hj. Maemunah, Warga RT 09 Desa setempat.
Karena airnya yang jernih dan sejuk, menurut perempuan paruh baya itu, tidak sedikit juga warga Piong yang menuju ke Air Tampuro, sekedar untuk mandi dan membawa beberapa jerigen untuk dibawa pulang.
“Sejak dulu Air Tampuro sering dikunjungi. Apalagi pada hari – hari libur, sejumlah keluarga dan muda – mudi datang dan menikmati tempat pemandian tersebut,” katanya.
Air Tampuro memiliki banyak lubang, airnya keluar dari sela – sela bebatuan. Dari masing-masing lubang, pasti ada titik air. Dari lubang tersebut digunakan wisatawan untuk mandi. Bahkan ada satu lubang yang besar, yang arus airnya menuju pantai yang tidak jauh dari lokasi tersebut. Pada lubang itu, oleh warga juga dimanfaatkan untuk memandikan ternak.
Aset Wisata di Desa Piong itu, jika diperhatikan dan diurus oleh Pemerintah Daerah, maka akan menjadi destinasi wisata yang elok dan memuaskan wisawatan. Apalagi jika akses tranportasinya cukup memadai, tentu akan semakin banyak orang yang ingin menikmati kejernihan air tersebut.
*Bin