Opini

Pilkada Momentum Emas Menentukan Masa Depan Daerah

773
×

Pilkada Momentum Emas Menentukan Masa Depan Daerah

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ridwan M Said*

Momentum pemilihan kepala daerah di samping sebagai pesta rakyat, sekaligus juga merupakan momentum emas menentukan arah masa depan daerah. Sudah saatnya rakyat harus memaksimalkan semua modalitas dalam dirinya (mata, telinga, pikiran, hati, bahkan intusi, bila perlu melibatkan imajinasi), untuk benar-benar menentukan pilihan berdasarkan kualifikasi dan kriteria yang terbaik dalam menentukan pilihan, sehingga terpilih pemimpin daerah gubernur, bupati, dan wali kota yang benar-benar memiliki niat dan tujuan memakmurkan masyarakat, merawat ekologi, sekaligus menjamin kelangsungan ekosistem dalam bumi.

Pilkada Momentum Emas Menentukan Masa Depan Daerah - Kabar Harian Bima
Ridwan M Said. Foto: Ist

Kita semua jangan sampai menentukan pilihan hanya melibatkan melihat dan mendengar saja, tanpa dipikirkan secara kritis dan mendalam, apalagi di era kecanggihan teknologi informasi yang begitu canggih, yang kadang-kadang fakta dan realitas bisa di rekayasan dan dimanipulasi. Dengan menghadirkan kesadaran penuh kita jemput masa depan dengan dengan riang gembira.

Bila kita coba refreksikan hiruk-pikuk perjalanan demokrasi kita (termasuk Pilkada) selama ini. Nampaknya apa yang diperingatkan oleh Filsuf Yunanai kuno baik Socrates maupun Plato yang menyatakan bahwa demokrasi, bukanlah memang sistem yang ideal, melainkan sistem politik yang memberi jalan bagi tiran untuk berkuasa, masyarakat hanya secara alamiah terpolarisasi secara alamiah, yakni yang kaya, kuat, dan pintar akan mengkapitalisasi (memanfaatkan) yang miskin, lemah dan bodoh. Sekilas Pilkada selama ini hanyalah mengulang siklus lampau, pesta rutinitas, tanpa ada perkembangan signifikan yang menguntungkan bagi rakyat luas, gitu-gitu saja hasilnya. Pilkada tidak lebih sebagai sirkuit untuk kelompok oligar.

Implikasinya pembangunan daerah sulit melakukan progresif, ekonomi tidak berkembang, kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah, lapangan kerja masih susah, musim kemarau terjadi kekeringan dan kelangkaan air, musim hujan kebanjiran, operasi sederhana saja harus ke rumah sakit provinsi, pulang banyakan yang mati, investor masih minim, daerah hanya mengadalkan dana APBD dan APBN, sehingga geliat ekonomi sangat statis, afirmasi bidang pendidikan tinggi sangat rendah, utamanya, putra-putri daerah terbaik mereka-mereka yang berprestasi dan memiliki keunggulan tertentu tetapi lemah secara ekonomi, seperti yatim piatu, difabel, korban tindak pidana, dan lain – lain.

Dalam permainan bola, bila strategis atau taktik tidak bisa membuahkan hasil, maka sudah saatnya pola dan strategis itu diubah sesegera mungkin. Kita butuh pemimpin dan kepemimpinan yang memecah masalah dan menerobos ketertinggalan. Saya yakin dan percaya siapapun kepala daerah yang terpilih, saya penuh harap dapat melakukan/memimpin tersebut memiliki kualifikasi personal dan kemampuan sebagai betikut.

Personaliti

Kota Bima dan Kabupaten Bima, termasuk NTB umumnya kalau hendak bergerak maju, kompetitif dan unggul maka prasyarat personaliti seorang pemimpin yang memiliki atribut primer sebagaimana yang menjadi standar teologis dalam diri Nabi Muhammad SAW, yakni siddiq, fatanah, dan tabliq, juga harus melekat karakter-karakter spesifik berupa ia telah selesai dengan dirinya, keluarga dan kelompoknya, bahwa menjadi kepala daerah merupakan sebuah kesempatan besar untuk mengabdi dalam skala yang lebih luas untuk kebaikan dan kemajuan masyarakat, dalam bahasa kaum filosof yakni melakukan kebajikan dan realisasi dari moralitas utama, atau dalam bahasa yang religius berupa berlomba-lomba dalam kebaikan atau ber-amal sholeh yang besar. Jadi menjadi pemimpin daerah adalah ibadah dan pengabdian, bukan sebaliknya, memper kaya diri, kelurga dan kelompok, memerkuat ormas sendiri, membantu sekolah dan kampus sendiri terus.

Langkah Besar

Dengan penuh Harapan dan optimis tinggi kita berharap terpilih pasangan Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati, Walikota-Wakil Walikota yang bisa melakukan langkah-langka sebagai berikut, Pertama, mampu membentuk team work yang solid, loyal, professional, energik-mobilitas tinggi, berintegritas, dan memahami visi kepala daerah. Kepala daerah harus memilih dinas-dinas dan eselon-eselon utama dan vital dengan menyelenggarakan seleksi yang transparan dan akuntabel, dengan mengedepankan merit sistem.

Kedua, jejaring dan diplomatik yang unggul, daerah ini selamanya tidak bisa keluar dari persoalan dan tidak mungkin maju kalau kepala daerah hanya mengandalkan sumber pendanaan internal dan normatif. Karena itu kepala daerah harus memiliki kemampuan mumpun dan kerja sungguh-sungguh untuk meyakinkan pusat, agar pembiayaan yang bersumber dari pusat dapat kerkucurkan, termasuk juga membangun kepercayaan dan keyakinan investor dalam negeri maupun luar negeri agar dana mereka bisa di investasikan di daerah.

Ketiga, berani mengambil risiko, dengan berani keluar dari jebakan program program kerja atau skema-skema baku yang sesungguhnya tidak memiliki daya gedor untuk kemajuan jangka mengengah dan panjang. Kita butuh upaya-upaya lompatan kejut, dan agresif. Sebab faktanya hampir semua kemajuan selalu disertai oleh dua hal pokok, pertama, berani mengambil resiko untuk meninggalkan program-program yang selama ini dianggap pokok dan wajib tetapi sangat tidak memberi kemajuan yang cepat, pilihan ini mengandung risiko tidak populis, yang kedua melakukan langkah besar dengan inovasi yang agresif dengan penuh keyakinan bahwa program tersebut akan menjadi konstribusi terbesar dalam kemajuan dalam jangka menengah dan panjang.

Demikian opini singkat ini, tanpa ada maksud untuk menyudutkan pihak manapun yang berkompetisi, semoga beliau-beliau terus diberi kesehatan dan kekuatan, sembari memberi keteladanan yang sejuk, adem, bergembira dalam berkompetisi. Semoga bermanfaat. Amiin.

*Dosen Universitas Muhammadiyah Bima