Kabupaten Bima, Kahaba.- Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bima sejak pukul 11.45 Wita, Senin 20 Januari 2025, memicu bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah. Hujan disertai angin kencang ini berlangsung hingga pukul 14.45 Wita, menyebabkan beberapa sungai meluap dan merendam ribuan rumah serta lahan pertanian.
Berdasarkan laporan secara umum Kepala BPBD Kabupaten Bima melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, M Nurul Huda, Kecamatan Woha terdampak. Banjir parah terjadi di Desa Pandai, Kecamatan Woha. Sungai di wilayah tersebut meluap hingga menggenangi empat dusun dengan ketinggian air 30 hingga 60 cm.
“Sebanyak 147 rumah terdampak, menyebabkan gangguan lalu lintas di jalan nasional dan jalan desa,” ungkapnya.
Di Desa Dadibou sambung Nurul Huda, sebanyak 386 rumah terendam di empat dusun. Bahkan, banjir juga merendam asrama putri Pondok Pesantren Al-Wafa dan kompleks perkantoran Bupati Bima.
Selain itu, Desa Risa dan Penapali juga dilaporkan rumah, lahan tambak, dan jalan raya yang terendam.
“Hingga kini, pendataan terhadap lahan pertanian yang rusak masih berlangsung,” katanya.
Tidak hanya itu, banjir meluas hingga Palibelo dan Monta. Di Desa Teke mengalami dampak banjir terbesar dengan 772 rumah terendam. Air setinggi 30-60 cm melumpuhkan aktivitas warga dan merendam lahan pertanian.
“Desa Belo juga banjir serupa yang menggenangi 309 rumah di enam RT,” sebutnya.
Di Desa Sakuru kata Nurul Huda, menjadi salah satu daerah terparah, dengan 137 rumah terendam hingga ketinggian 100 cm. Hal ini menyebabkan ruang kelas SMPN 4 Monta ikut tergenang, memaksa warga melakukan pembersihan lumpur setelah air surut.
Selain banjir, longsor terjadi di Desa Renda, Kecamatan Belo. Sebuah batu besar menimpa rumah warga, menyebabkan kerugian material senilai Rp5 juta.
“Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” terangnya.
BPBD Kabupaten Bima mencatat bahwa kebutuhan mendesak meliputi bantuan logistik dan air bersih. Langkah-langkah tanggap darurat yang telah dilakukan termasuk pendistribusian makanan dan air minum di Desa Dadibou.
“Pendataan dan penanganan cepat terus dilakukan bekerja sama dengan aparat desa, kecamatan, dan dinas terkait,” tuturnya.
BPBD juga mengimbau masyarakat tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem, potensi banjir, longsor, dan wabah penyakit. Laporan segera dapat disampaikan ke BPBD, aparat desa, dan Babinsa setempat.
“Dengan intensitas hujan yang masih tinggi, koordinasi lintas instansi akan terus dioptimalkan untuk meminimalisasi dampak lanjutan dari bencana ini,” tambah Nurul Huda.
*Kahaba-01