Kabar Bima

LPPM STKIP Bima Kenalkan Sistem Rekristalisasi Garam

225
×

LPPM STKIP Bima Kenalkan Sistem Rekristalisasi Garam

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Guna meningkatkan kualitas garam sehingga mempunyai nilai ekonomi tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STKIP Bima menggelar acara sosialisasi sekaligus praktek lapangan tentang tekhnik pembuatan garam menggunakan sistem rekristalisasi.

LPPM STKIP Bima Kenalkan Sistem Rekristalisasi Garam - Kabar Harian Bima
Praktek pembuatan garam dengan sistem rekristalisasi di Desa Sanolo. Foto, Dok STKIP Bima.

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, LPPM STKIP Bima memilih Desa Sanolo Kecamatan Bolo sebagai lokasi untuk pembuatan dan pengembangan peningkatan kualitas garam.

LPPM STKIP Bima Kenalkan Sistem Rekristalisasi Garam - Kabar Harian Bima

“Kegiatan ini merupakan bagian dari bentuk pengabdian pada masyarakat, melalui program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM),” kata Ketua Tim Pelaksana LPPM STKIP Bima, Agrippina Wiraningtyas didampingi anggota Ahmad Sandi, Suwanto, dan Ruslan, Kamis (7/9).

Agrippina menjelaskan, dipilihnya Desa Sanolo Kecamatan Bolo sebagai tempat penelitian karena sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup sebagai petani garam. Secara geografis pula, desa tersebut memiliki tambak garam yang sangat luas.

Namun dalam perjalanannya masih memiliki kendala, yaitu sistem pengolahan garam masih menggunakan metode biasa. Kemudian kondisi tambak masih bercampur bahan organik dan anorganik, sehingga berpengaruh terhadap rendahnya harga garam, baik di pasaran lokal maupun luar.

“Akibat sistem dan kondisi lahan yang kurang mendukung tersebut, banyak petani garam beralih mengganti usaha. Mengubah menjadi tambak ikan, bahkan ada yang membiarkannya menjadi kosong tidak terurus,” terangnya.

Maka dengan adanya kendala seperti itu, tentu menjadi atensi LPPM STKIP Bima mengajak masyarakat kelompok petani tambak untuk berpartisipasi dalam sosialisasi kegiatan operasional, yang meliputi pelatihan proses produksi, manajemen usaha,  promosi hingga pemasaran produk garam.

“Kami yakin dengan tahapan sosialisasi, hingga praktek lapangan. Maka tujuan untuk peningkatan kualitas garam, menjadi garam industri tercapai,” paparnya.

Salah satu Petani Garam, Abdurahman mengucapkan terimakasih atas kehadiran LPPM STKIP Bima, yang membantu mengajarkan masyarakat tata cara dan kelola garam yang baik melalui penerapan tekhnologi reksristalisasi, sehingga dapat berdampak positif terhadap peningkatan kualitas garam.

“Semoga program ini terus dilanjutkan setiap tahunnya agar dapat memberdayakan masyarakat petani garam. Sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomi dan mensejahterakan masyarakat,” harapnya.

*Kahaba-04