Kabar Kota Bima

FPRB, BPBD dan LP2DER Kunjungi Wilayah Program Panen Air Hujan

501
×

FPRB, BPBD dan LP2DER Kunjungi Wilayah Program Panen Air Hujan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) “Mbojo Matenggo” Kota Bima bersama BPBD Kota Bima dan LP2DER mengunjungi wilayah program Panen Air Hujan yang didukung oleh Program ICDRC LP2DER di Kelurahan Lelamase Kecamatan Rasane Timur.

FPRB, BPBD dan LP2DER Kunjungi Wilayah Program Panen Air Hujan - Kabar Harian Bima
Foto bersama FPRB, BPBD, LP2DER dengan masyarakat penerima manfaat Program Panen Air Hujan. Foto: Eric

Kegiatan yang dipusatkan di Lingkungan Sori Baru RT 12 RW 04,Selasa (4/10) tersebut, dihadiri Sekretaris BPBD Pujawan, PM Indonesia Clamete Disaster Resiliance Comunity (ICDRC) M Yamin, Ketua Harian FPRB Anwar Arman beserta jajaran dan masyarakat setempat.

FPRB, BPBD dan LP2DER Kunjungi Wilayah Program Panen Air Hujan - Kabar Harian Bima

Tujuan dari kunjungan ini untuk mendapatkan informasi langsung dari masyarakat terhadap manfaat yang dirasakan setelah adanya Program Panen Air ini.

PM ICDRC LP2DER M Yamin menyampaikan, program Panen Air Hujan yang direalisasikan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap kondisi masyarakat yang tinggal di dataran tinggi, seperti Lelamase Kecamatan Rasane Timur sebanyak 3 titik, yaitu di RT 11, 06 dan RT 12. Kemudian untuk Desa Maria Utara Kecamatan Wawo juga ada 3 titik, yaitu Kawae dan Loka Ese.

Program stimulan ini adalah sebagai model memanfaatkan air hujan sebagai salah satu sumber air bersih masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih dan dapat juga dilakukan di wilayah-wilayah pesisir Kota Bima maupun Kabupaten Bima.

“Melalui program Panen Air ini, maka ketersediaan air di tengah masyarakat dapat terpenuhi. Terutama untuk konsumsi makan, minum serta kebutuhan lain,” ujarnya.

Yamin menjelaskan, secara teknis bantuan Program Panen Air yang dikombinasikan dengan biopori itu berfungsi untuk menampung air hujan yang turun. Apalagi saat ini sudah mulai masuk musim hujan dengan intensitas sedang, dan akan terus meningkat hingga awal tahun depan. Sehingga air yang ditampung dapat mencukupi kebutuhan air bersih di musim hujan musim kemarau.

Program Panen Air yang dikombinasikan dengan biopori ini merupakan salah satu model adaptasi perubahan Iklim, dimana saat musim hujan air ditampung untuk mengurangi jumlah kapasitas air turun langsung ke tanah untuk dimanfaatkan pada musim kemarau.

“Berkat adanya Program Panen Air ini, dapat memenuhi kebutuhan air untuk ratusan Kepala Keluarga (KK). Tentu ini sangat meringankan beban masyarakat yang harus mengeluarkan uang untuk transportasi dan pembelian air,” katanya.

Ketua Koordinator Kelurahan Lelamase Zaenal menyampaikan terima kasih pada BPBD dan LP2DER, berkat Program Panen Air ini dapat memenuhi kebutuhan air warga. Sebab selama ini sebelum adanya bantuan prasarana tersebut, masih mengandalkan pembelian air.

FPRB, BPBD dan LP2DER Kunjungi Wilayah Program Panen Air Hujan - Kabar Harian Bima
Ketua FPRB Mbojo Matenggo Kota Bima Anwar Arman saat diwawancarai. Foto: Eric

“Mewakili ratusan masyarakat, kami menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Semoga ke depan bisa terus mengembangkan program, demi kesejahteraan warga,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Harian FPRB Anwar Arman mengungkapkan, bersama stakeholder akan mendorong Pemerintah Kota Bima mensukseskan program dimaksud tahun depan. Apalagi terdapat beberapa wilayah yang saat ini sangat kesulitan kebutuhan air, seperti Kelurahan Paruga, Dara, Tanjung, Nitu dan wilayah lainnya.

“Air merupakan kebutuhan pokok masyarakat, sehingga penting direalisasikan,” terangnya.

Guna mensukseskan program itu, FPRB akan berkoordinasi dengan instansi setempat serta unsur pimpinan DPRD Kota Bima, membahas program penting tersebut demi kemaslahatan umat.

Apalagi dengan kondisi dan cuaca yang intensitas curah hujan mulai tinggi, maka sangat tepat bila program bantuan tandon dan sarana pendukung lainnya bisa direalisasikan.

“Jika kebutuhan tandon ini sudah tercukupi tiap kelurahan yang sangat terdampak kekurangan sarana air, maka dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bantuan air dari pemerintah. Karena sudah bisa mengelola kebutuhan air secara mandiri,” katanya.

*Kahaba-04