Kota Bima, Kahaba – Pernyataan Walikota Bima H.Qurais H.Abidin tidak ada aksi pembakaran Al-qur’an dan Bendera Merah Putih yang dinilai fitnah dibalik aksi perusakan dan pembakaran Sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima yang dilakukan oleh sejumlah oknum preman menyulut kemarahan kader HMI Bima. Ketua HMI Cabang Bima, Mansyur menantang Walikota untuk melakukan sumpah pocong atas isu tersebut.
Pernyataan Walikota yang disampaikan saat pembukaan Musda MUI, DMI, IPHI di aula Pemkot Bima, Sabtu (7/4) bahwa aksi pembakaran seperti yang disampaikan HMI saat aksi demo adalah tidak benar–hal tersebut fitnah belaka karena berdasarkan penyampaikan Kapolres Bima-Kota setelah melakukan proses penyelidikan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak ada bukti pembakaran Al-qur’an maupun Bendera Merah Putih. Walikota pun menuding ada provokator yang membuat semakin keruh keadaaan dan beliau akan melaporkan secara resmi kepada pihak kepolisian untuk diuji kebenarannya.
Menangapi peryataan Walikota tersebut, Ketua HMI Bima, Mansyur kepada sejumlah wartawan Sabtu (7/4) sangat menyesalkan pernyataan Walikota–apalagi disampaikan di depan publik dan sejumlah tokoh ulama–seolah apa yang menjadi persoalan kaitan dengan pembakaran dan pengerusakan inventaris Sekretariat HMI sebelumnya adalah di luar kendali dan sepengetahuan Wakil Walikota (Wawali) Bima. “Yang jelas Wakil Walikota (Wawali) yang juga adik kandung Walikota Bima adalah otak pelaku perusakan karena diduga kuat telah menyuruh sejumlah preman untuk melakukan aksi pengerusakan sekretariat Kami,” tudingnya.
Mansyur malanjutkan, tudingan fitnah oleh Walikota kepada HMI sudah sangat menghina logika dan akal sehat dan Kami menilai peryataan tersebut tidak bersumber bahkan terkesan mendukung aksi premanisme dan kekerasan lebih lagi terkesan melindungi para pelaku penyerangan Sekretariat HMI sebelumnya. Agar masyarakat terkesan tidak terjebak dalam penyampaian opini dan isu yang bisa kami buktikan.
Mansyur berani menantang Walikota untuk bersumpah di masjid atau bahkan sumpah pocong guna membuktikan siapa sebenarnya yang menyebarkan fitnah sekaligus membuktikan bahwa penyerangan yang berakibat kerusakan dan pembakaran inventaris di sekretariat HMI Cabang Bima yang dibakar termasuk beberapa eksemplar Al-qur’an dan Bendera Merah Putih.
Masyur menjelaskan bahwa apa yang disampaikan saat aksi demo bukanlah tudingan semata tetapi kenyataan yang terjadi saat aksi pengerusakan dan pembakaran yang dilakukan sejumlah preman, dan jelas pula bahwa latar belakang dari aksi pengerusakan tersebut sebelumnya akibat dari kejadian pelemparan terhadap mobil dinas (mobdis) Wawali saat digelar aksi demo menurunkan BBM.
“Ketakutan yang berlebihan dari Walikota Bima menyebabkan beliau mengeluarkan peryataan bahwa semua kejadian tersebut adalah fitnah belaka dan hal tersebut adalah langkah pengalihan isu dalam rangka untuk melindungi para pelaku dari jerat hukum,” tegasnya. [BS]