Kota Bima, Kahaba.- Hujan deras disertai angin kencang sejak Rabu pagi, 22 Januari 2025, menyebabkan banjir bandang di sejumlah desa di Kabupaten Bima. Juga debit air yang tinggi dari daerah aliran sungai Dam Pela Parado menyebabkan beberapa sungai meluap, menggenangi rumah warga, lahan pertanian, dan infrastruktur umum di Kecamatan Woha, Monta, serta Madapangga.
Kepala BPBD melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik M Nurul Huda mengungkapkan, ribuan keluarga terdampak akibat banjir tersebut, sementara upaya penanganan dan pendataan terus dilakukan oleh tim BPBD bersama instansi terkait.
Nurul Huda mengatakan, Desa Pandai di Kecamatan Woha mengalami dampak parah. Sebanyak 612 kepala keluarga (KK) terpaksa bertahan di tengah rumah yang terendam banjir setinggi 30-60 cm, sementara 524 hektar lahan pertanian serta 117 hektar tambak udang dan bandeng juga rusak akibat meluapnya sungai.
Kondisi serupa terjadi di Desa Nisa, di mana banjir mencapai ketinggian hingga 1 meter. Sebanyak 632 rumah terendam, dan warga di RT 08 terpaksa mengungsi ke kantor desa.
“Seorang anak berusia 12 tahun yang sempat terbawa arus berhasil diselamatkan,” katanya.
Di desa lainnya sambungnya, seperti Penapali, Naru, dan Waduwani, juga terdampak banjir dengan ketinggian air rata-rata 30-60 cm.
Di Kecamatan Monta, Desa Sakuru dan Baralau mengalami banjir yang merendam lebih dari 500 rumah, sementara di Desa Rade, Kecamatan Madapangga, satu rumah panggung roboh, dan 15 hektar lahan pertanian tertutup lumpur.
Diakui Nurul Huda, meski tidak ada korban jiwa, kebutuhan mendesak berupa makanan siap saji, air bersih, dan bantuan pembersihan lumpur menjadi prioritas.
“Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan telah turun langsung untuk mengevakuasi korban serta mendistribusikan bantuan sementara,” tuturnya.
Ia menambahkan, BPBD Kabupaten Bima telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menanggulangi dampak banjir. Kepada masyarakat juga diimbau tetap waspada terhadap potensi bencana serupa yang dipicu cuaca ekstrem.
*Kahaba-01