Kabar Bima

Lomba Cipta Menu B2SA Dikritik, Begini Penjelasan Wawali

396
×

Lomba Cipta Menu B2SA Dikritik, Begini Penjelasan Wawali

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) Tingkat Kota Bima yang digelar Dinas Ketahanan Pangan bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Kota Bima, Rabu (5/4) di Halaman Kantor Pemkot Bima lama menuai kritikan. (Baca. Wakil Walikota Buka Lomba Cipta Menu B2SA)

Lomba Cipta Menu B2SA Dikritik, Begini Penjelasan Wawali - Kabar Harian Bima
Tim saat menilai makanan hasil pangan lokal. Foto: Ady

Salah satu Lurah di Kota Bima menilai kegiatan ini hanya bersifat seremonial, tetapi tidak berdampak langsung terhadap pola konsumsi pangan masyarakat.

Masalahnya, penganekaragaman pangan lokal dan hasil olahan selain beras yang digaungkan pemerintah tidak diimbangi dengan dukungan kebijakan. Seperti membukakan jaringan pemasaran dan pembiasaan pola konsumsi di tingkat masyarakat bawah.

“Harusnya juga didukung dengan Perwali (Peraturan Walikota) agar pangan lokal ini menjadi pangan wajib yang disediakan saat berbagai kegiatan birokrasi,” kata Lurah yang enggan disebutkan namanya ini di lokasi kegiatan.

Menanggapi hal ini, Wakil Walikota Bima, H Arahman H Abidin yang diwawancarai usai kegiatan mengaku menerima kritikan membangun tersebut.

Terkait hal ini, Arahman telah menjelaskan juga dalam pembukaan lomba cipta menu tersebut bahwa ke depan memang perlu didukung dengan regulasi dan kebijakan pemerintah daerah. Tujuannya, agar program penganekaragaman pangan lokal betul-betul berdampak ke masyarakat.

Aji Man (sapaan akrab Arahman) bahkan merencanakan ada satu hari khusus yang ditetapkan di Kota Bima yakni hari tanpa nasi atau yang diistilahkan ‘One Day No Rice’.

Dinas Ketahanan Pangan telah dimintanya bekerjasama dengan Dikbudpora dan Diskoperindag untuk menyiapkan satu etalase khusus untuk memamerkan pangan lokal hasil olahan masyarakat.

Semua kantin di sekolah juga nantinya diharapkan ikut memasarkan pangan sehat seperti ini untuk dikonsumsi siswa melalui kebijakan Dikbudpora dan motor penggeraknya PKK.

“Kalau tidak kita lakukan begitu, ini memang akan ada hanya pada saat lomba saja,” akunya.

*Kahaba-03