Kabar Bima

Muhajir Meninggal Diduga Dianiaya di Polsek Lambu, Ini Pernyataan Pihak Keluarga

352
×

Muhajir Meninggal Diduga Dianiaya di Polsek Lambu, Ini Pernyataan Pihak Keluarga

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Muhajir, pemuda Desa Sumi Kecamatan Lambu menghembuskan nafas terakhir, saat dirawat di RSUD Bima pukul 05.00 Wita, Kamis (3/1). Pihak keluarga menuding, Muhajir meninggal karena dianiaya oleh sejumlah polisi di Polsek Lambu. Beberapa luka terdapat disekujur tubuhnya.

Muhajir Meninggal Diduga Dianiaya di Polsek Lambu, Ini Pernyataan Pihak Keluarga - Kabar Harian Bima
Ilustrasi

Pihak keluarga Muhajir, Herlyn Fabhil saat menghubungi media ini menceritakan. Sebelumnya, Muhajir diamankan di Polsek Lambu, karena mabuk dan menahan sejumlah kendaraan di kecamatan tersebut.

Namun saat diamankan di Kantor Polsek Lambu kata dia, Muhajir mendapat penganiayaan dari aparat setempat. Karena kondisinya memperihatinkan, pemuda tersebut pun dilarikan ke RSUD Bima untuk mendapatkan perawatan medis.

“Tadi pagi Muhajir meninggal dunia dengan sejumlah luka akibat dianiaya. Mukanya lebam, kepala bagian belakang juga terluka. Serta luka di bagian paha akibat diinjak dengan sepatu,” ungkapnya.

Melihat kondisi luka yang dialami Muhajir, pihak keluarga memastikan jika meninggalnya tersebut karena dianiaya oleh polisi di Polsek Lambu. Karena tentu tidak bisa menerima, keluarga akan meminta pertanggungjawaban dari polisi setempat.

“Ini tidak bisa dibiarkan, penganiayaan ini menyebabkan Muhajir meninggal. Kami ingin polisi yang melakukan itu segera ditindak dan dihukum seberat – beratnya,” pinta Herlyn.

Saat ini sambungnya, jasad Muhajir sudah tiba di rumah duka dan sedang dilakukan proses pemakaman. Mewakili keluarga, Herlyn menginginkan agar persoalan itu bisa diusut tuntas.

Sementara itu, Kapolres Bima Kota AKBP Erwin Ardiansyah SIK membantah pernyataan pihak keluarga Muhajir. Karena memang penyebab kematian tersebut berdasarkan hasil diagnosa dokter bahwa yang bersangkutan penurunan kesadaran e.c intoksikasi Alkohol.

“Dijelaskan oleh dokter bahwa penurunan kesadaran dan karena keracunan atau kebanyakan mengkonsumsi minuman beralkohol,” ungkapnya.

Erwin menegaskan, dari keterangan dokter adanya cedera kepala berat dengan keracunan darah dikarenakan adanya zat kimia yang masuk ke dalam pembuluh darah, dan peningkatan tekanan di dalam kepala yang meningkat pada jaringan otak cairan sereprospinal dan pembuluh darah.

“Jadi tidak benar itu meninggalnya karena dianiaya polisi. Itu memutarbalikan fakta,” tegasnya.

*Kahaba-01