Kota Bima, Kahaba.- Pengamat Ekonomi dari Universitas Mataram (Unram), Manysur Afifi menilai bencana banjir bandang Kota Bima tidak bisa dielakkan sangat berdampak pada sejumlah sektor. Salah satunya menyebabkan kenaikan angka kemiskinan akibat banyaknya masyarakat terdampak banjir.
“Bencana itu pasti menimbulkan kerugian material dan non material. Dan biasanya bencana juga menyebabkan angka kemiskinan meningkat,” kata Profesor Fakultas Ekonomi Unram ini usai menyerahkan bantuan di Kantor Pemerintah Kota Bima, Rabu (11/1) siang.
Artinya menurut Profesor, begitu bencana datang waktu itu jumlah orang miskin menjadi lebih banyak. Namun begitu bantuan datang dalam jumlah banyak, penanganannya lebih cepat bila dibandingkan dengan penanganan pada saat situasi normal.
“Pemulihan akibat bencana memang relatif lebih cepat dibandingkan pada kondisi normal. Sehingga angka kemiskinan juga jauh lebih cepat turun,” ujarnya.
Maka jangan heran kata dia, pada Tahun 2017 ini bila jumlah angka kemiskinan naik hal itu merupakan kondisi wajar sebagai dampak bencana. Namun, kalau sampai tahun berikutnya angka kemiskinan tidak turun, maka perlu dipertanyakan kinerja kita semua.
Melihat besarnya nilai kerugian akibat banjir Kota Bima proses pemulihannya sangat tergantung bantuan yang diberikan pemerintah maupun pihak swasta. Kalau skala bantuannya besar, maka proses pemulihan juga diyakininya juga akan lebih cepat selesai.
“Contohnya saat gempa di Jogja dulu, hanya dalam waktu dua tahun pemulihan bisa selesai dilakukan di berbagai sektor,” kata dia.
Hanya saja diingatkannya kepada pemerintah bahwa pemulihan jangan hanya memperhatikan aspek fisik saja, tetapi aspek non fisik seperti trauma harus juga diperhatikan.
“Walaupun sudah diberikan bantuan dan pembangunan kembali rumah mereka yang hancur, tetapi trauma tetap akan lama membekas,” ucapnya.
Ditanya apa hal yang mesti dilakukan untuk memperbaiki roda ekonomi Kota Bima, menurutnya hal utama yang diprioritaskan adalah memperbaiki infrastruktur dan rehabilitasi.
*Kahaba-03