Kabar Kota BimaPemilu

Politik Suap tidak Mendatangkan Keberkahan, Kedepankan Kecerdasan Spiritual

1687
×

Politik Suap tidak Mendatangkan Keberkahan, Kedepankan Kecerdasan Spiritual

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Tokoh terkemuka asal Kota Bima, H Sutarman, yang telah sukses berkiprah di luar daerah, memberikan pandangan kritis dan tajam terkait proses pemilu legislatif tahun 2024 di kota tersebut.

Politik Suap tidak Mendatangkan Keberkahan, Kedepankan Kecerdasan Spiritual - Kabar Harian Bima
H Sutarman saat menyampaikan sudut pandangnya soal politik suap. Foto: Bin

Saat menyampaikan sudut pandangnya pada acara Partai Gelora Kota Bima di Villa Kosambo, Sabtu malam 30 Desember 2023, Sutarman menyoroti realitas transaksional dunia politik Bima, di mana pembicaraan dan perilaku seputar Caleg selalu berpusat pada uang.

“Bicara Caleg selalu bicara uang.
Apalagi di Bima, betul-betul transaksional,” sorotnya.

Ia mengungkapkan bahwa dalam berpolitik, penggunaan uang memang tidak terhindarkan, namun bukan untuk membeli suara atau menyuap konstituen.

“Tapi ada yang harus dikedepankan yakni kecerdasan spiritual, bukan hanya aspek emosional,” terang pengusaha yang kini berdomisili di Bengkulu itu.

Ditegaskannya juga, dengan mengambil uang dari Caleg tidak lantas membuat penerimanya kaya. Sebaliknya, menolak untuk menerima suap juga tidak membuat miskin.

Politik Suap tidak Mendatangkan Keberkahan, Kedepankan Kecerdasan Spiritual - Kabar Harian Bima
Caleg Partai Gelora Muamer Qadafi saat menyampaikan sambutan. Foto: Bin

“Tapi jika cara – cara curang ini terus terjadi di Kota Bima. Maka tidak akan ada rahmat dan keberkahan yang bisa didapatkan,” katanya.

Ia juga menyentil, Kota Bima ini daerah kecil dan miskin. Maka tidak perlu banyak gaya. Dalam konteks ini, Sutarman menekankan pentingnya berpolitik yang mendatangkan keberkahan.

Disorotinya juga bahwa kondisi negara saat ini sedang tidak baik-baik saja. Demikian juga yang terjadi di daerah seperti Kota Bima. Dengan segala permainan politik yang ada, ia menegaskan bahwa pemilihan pemimpin harus dilakukan dengan rasional dan hati-hati.

“Saat ini kemiskinan tetap menjadi komoditi, tetapi kita harus memilih pemimpin dengan bijak tanpa terjerat dalam permainan uang,” tegasnya.

Sutarman menambahkan, dewan itu bagian dari kepemimpinan daerah. Memiliki tupoksi kontrol, legislasi dan penganggaran. Maka orang cerdas harus didorong untuk masuk ke sistem untuk memperbaiki semuanya.

*Kahaba-01