Kota Bima, Kahaba.- Pj Wali Kota Bima HM Rum menyempatkan hadir pada acara Talkshow dengan Tema Bicara Apa dan Bagaimana Tentang Banjir di Kota Bima, di Fuda Cafe, Jumat malam 10 November 2023. (Baca. Para Pakar Bicara Apa dan Bagaimana Tentang Banjir di Kota Bima)
Setelah mendengarkan semua argumentasi dari pembicara yang hadir, Rum mengatakan, bicara banjir dirinya merupakan saksi sejarah banjir bandang Tahun 2016.
“Saya menjadi komandan Satgas di Provinsi untuk penanganan banjir waktu itu di Kota Bima,” katanya.
Pada kesempatan itu, di hadapan sejumlah pejabat terkait yang hadir ditanyakan ada tidak dokumen rencana kontijensi banjir. Kontinjensi merupakan dokumen yang disusun terhadap keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi.
“Pada Dokumen Kontinjensi itu penyelesaian penanganan banjir, sebagai bentuk mitigasi dan pedoman yang dilakukan apabila banjir datang. Salah satu contoh, apabila ada dokumen itu, distribusi logistik juga mudah dan tempat sasaran,” jelasnya.
Mengenai banjir sambung Rum, di Kota Bima masalahnya bukan soal dari hulu dan hilir. Karena daerah ini berbentuk tapal kuda, air juga tidak dapat mengalir ke laut, karena adanya banjir rob.
Namun dirinya ingin menjalankan program penanganan banjir ini konkret. Seperti membangun infrastruktur dari hulu ke hilir, meski tidak menggunakan APBD Kota Bima. Namun dapat meminta bantuan ke provinsi dan APBN.
Selain upaya sebagai manusia, Wali Kota Bima juga mengajak agar masyarakat memperbaiki diri dan makmurkan masjid. Karena apapun yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah SWT.
“Selain berikhtiar membangun bendungan, sumur resapan sebagai upaya sebagai manusia. Perbaiki diri dan makmurkan masjid juga langkah utama untuk kita dapat keberkahan dan kitA tidak lagi menanggung akibat bencana,” terang Rum.
Melalui pertemuan ini dirinya menyampaikan hadapi masyarakat gampang-gampang susah. Jangankan melarang petani untuk menanam jagung, memindahkan PKL di Lapangan Pahlawan Raba susahnya minta ampun.
Untuk itu, Rum meminta berikan kesempatan pemerintah saat sekarang menata kota ini. Jika ada kebijakan untuk perbaikan, jangan muncul protes.
“Kalau terus begini, kapan selesainya. Di sisi lain masyarakat ingin ada pertumbuhan ekonomi, di sisi lain juga kita menolak dengan beragam protes,” ungkapnya.
Rum menambahkan, pembangunan untuk perbaikan kota ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi semua pihak. Yang paling utama juga memastikan tidak ada lagi ruang-ruang penolakan terhadap niat untuk membangun daerah ini.
*Kahaba-01
