Kota Bima, Kahaba. Kuat dugaan bahwa para pelaku aksi perusakan sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Bima adalah orang-orang suruhan salah satu pejabat publik di Pemerintahan Kota (pemkot) Bima, dugaan tersebut bertambah kuat lantaran dikaitkan dengan aksi pelemparan mobil Dinas Wakil Walikota (wawali) Bima sehari sebelumnya yang diduga dilakukan oleh kader HMI. Selain merusak sekretariat juga empat kader HMI mengalami luka-luka setelah dianiaya oleh para pelaku penyerangan.
Ketua HMI Cabang Bima, Masyur kepada media ini saat berada di ruangan Reskrim Polres Bima-Kota, Sabtu (31/3), kuat dugaan bila kejadian pembakaran dan pengrusakan sekretariat HMI adalah oleh orang-orang suruhan pejabat publik di Kota Bima, dimana disinyalir terdapat keterkaitan dengan kejadian aksi pelemparan yang diduga dilakukan oleh kadernya kepada mobil EA 2 S saat massa HMI Cabang Bima berkonvoi saat melakukan aksi demontrasi penolakan BBM.
Mansyur menduga para pelaku adalah oknum preman yang menjadi orang suruhan untuk melakukan pengrusakan dan pembakaran yang sasarannya berkaitan dengan HMI, oleh karena itu guna menindaklanjuti kejadian pengrusakan dan pembakaran tersebut pihaknya sudah secara resmi melaporkannya kepada pihak kepolisian Kota Bima. Selain perusakan dan pembakaran, laporan juga kaitan dengan kejadian penganiayaan yang menimpa empat kadernya yaitu Indra (20), Wahidin (20), Faharudin (21) dan M. Natsir (21) pada saat terjadi insiden itu.
Harusnya kejadian pelemparan yang terjadi dikawasan pantai lawata tidak ada kaitannya dengan aksi premanisme, oleh karena itu pihaknya meminta pihak kepolisian untuk menyelidiki aksi perusakan dan pembakaran serta penganiayaan yang menimpa kadernya diproses secara serius dan bila tidak maka pihaknya akan menggelar aksi besar-besaran menuntut profesionalisme polisi.
Bahkan Mansyur mengancam bila sampai senin (2/4) para pelaku belum juga ditangkap maka tidak ada kata lain, aksi protes besar-besaran akan dilakukan untuk menyikapi langkah polisi yang dinilai lambat. “saya minta polisi untuk profesional,” tegas Mansyur.
Mansyur juga menyesalkan sikap Kapolres Bima-Kota AKBP. Kumbul HS, S.IK, S.H yang enggan menemui mereka dikantor Polres Bima-Kota dengan alasan ada kegiatan lain, terlepas dari hal tersebut manysur hanya meminta polisi bersikap profesional dalam menyikapi kasus perusakan dan pelemparan yang dilakukan oleh para preman dimaksud.
Sementara itu, Wakil Walikota (wawali) H. Abdurahman H. Abidin yang dimintai tanggapannya via telepon namun tidak memberikan tanggapan berkaitan dengan insiden tersebut. [BS]