Kota Bima, Kahaba.- Kendati diguyur hujan lebat, mahasiswa STISIP Mbojo Bima tetap melanjutkan aksi di depan Kantor Walikota Bima, Rabu (30/11) siang. Bahkan, mahasiswa gabungan dari Unit Kegiatan Kampus (UKM) dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) ini rela basah demi bertemu Walikota.
Namun, proses mediasi dari Kepolisian tak membuahkan hasil. Walikota enggan menemui mahasiswa dan menginginkan ada surat audiensi resmi.
Sebagai bentuk protes terhadap respon Walikota, mahasiswa menggelar Shalat Dzuhur berjamaah di Halaman Kantor Walikota Bima.
Kumandang adzan terlebih dahulu dilantunkan salah seorang mahasiswa di atas bak mobil menggunakan pengeras suara. Korlap aksi kemudian mengatur barisan sholat dan memimpin rekannya untuk sholat dzuhur.
“Sholat dzuhur berjamaah ini hanya teatrikal sebagai bentuk kekecewaan kita kepada Walikota atas terbengkalainya Masjid Raya,” kata Eldan, perwakilan mahasiswa.
Melihat aksi nyeleneh para mahasiswa tersebut, Sat Pol PP dan Kepolisian tak bisa berbuat banyak. Mereka pun terpaksa basah kuyup menjaga mahasiswa yang sedang sholat.
Setelah menyelesaikan empat rakaat dan salam, proses negosiasi mahasiswa kembali berlanjut hingga aksi kejar-kejaran yang membuat basah Anggota Pol PP. Namun aksi tetap berjalan damai dan mahasiswa berlanjut ke Kantor DPRD Kota Bima.
Beberapa tuntutan yang disuarakan mahasiswa, yakni menolak rencana pembangunan Masjid Terapung Amahami, (Baca. Mahasiswa STISIP Demo Tolak Masjid Terapung), mendesak pembangunan Masjid Raya dilanjutkan dan meminta transparansi anggaran pembangunan Masjid Raya. (Baca. Anggaran Masjid Terapung Disepakati Rp 12 M, Komisi III Kecewa)
*Kahaba-03