Kabupaten Bima, Kahaba.- Seorang siswa SMAN 1 Belo Muhammad Adin Subhan (15) warga Desa Cenggu menjadi korban kekerasan oknum guru setempat. Lantaran dipukul beberapa hari lalu, Subhan mengalami retak tulang kaki sebelah kanan dan bengkak.
Korban mengatakan, kejadian itu bermula saat dirinya sedang jalan masuk ke kelas bersama temannya. Kemudian datang beberapa siswa lain dari belakang memukulnya hingga jatuh tergeletak di tanah.
“Melihat saya jatuh, teman-teman membela dan melawan sampai terjadi perkelahian,” katanya, Jumat kemarin.
Merasa tidak kuat lagi untuk melawan, ia bersama temannya mencari bantuan dengan lari menuju ruang guru. Tiba di ruangan itu, datanglah oknum guru itu memukulnya bersama siswa lain.
“Akibat dipukul dengan kayu besar, retak tulang kaki kanan saya. Teman – teman saya bahkan sampai ada yang keluar darah di mulut. Dari kejadian itu, guru olahraga menghampiri dan mengangkat saya untuk dibawa ke ruangan BP,” ceritanya.
Yusrin, orang tua Subhan menyesalkan tindakan guru yang ringan tangan seperti itu, apa lagi anaknya dipukul dengan kayu hingga retak tulang.
“Guru yang bermental preman seperti itu harus dikeluarkan dari sekolah, karena sangat mencederai dunia pendidikan,” tegasnya.
Yusrin mengaku, kaki anaknya memang alami patah di bagian paha, selama 6 bulan dirawat dan tidak pernah masuk sekolah. Semua guru pun mengetahui itu.
Kemudian, Subhan baru masuk sekolah 2 bulan, oleh oknum guru itu memukul kaki pas di bagian yang patah. Tapi syukurnya Subhan bisa menahan dengan tangan, sehingga mengenai lutut. Kini lututnya mengalami retak dan membengkak.
“Apakah setiap persoalan di sekolah penyelesaiannya harus main tangan seperti itu atau bagaimana,” tanyanya.
Oknum guru yang membuat anaknya retak tulang sambungnya, tidak pernah datang ke rumah untuk bersilaturahmi dan meminta maaf. Mestinya guru yang baik, memanggil kedua belah pihak yang berkelahi, mempertanyakan bagaimana kronologis kejadian, baru memutuskan ini yang salah dan ini yang benar.
“Sementara sekolah mau mengeluarkan anak saya padahal anak saya sebagai korban, kan gila,” tandasnya.
Yusrin mendesak KCD Dikpora Kabupaten Bima serta Dinas Dikpora agar mencopot oknum guru yang bermental preman tersebut. Kejadian seperti ini juga jadi cermin tidak mampunya Kepala SMAN 1 Belo memimpin lembaga pendidikan tersebut.
“Kepala sekolah dan guru yang bermental preman itu harus segera dikeluarkan dari sekolah, jika tidak kami akan menyegel sekolah tersebut,” ancamnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Belo Muhammad Nor yang berusaha ditemui di sekolahnya, belum bisa memberikan klarifikasi. Ia menjawab akan menyusun dulu kronologinya dan dikirim ke media ini.
*Kahaba-09