Kota Bima, Kahaba.- Puluhan warga Desa Renda Rabu pagi mendatangi gedung DPRD Kabupaten Bima guna menuntut pemerintah menjamin ketersediaan pupuk untuk rakyat. Para petani itu juga menuding salah seorang Anggota DPRD setempat ikut ‘bermain’ ditengah kelangkaan pupuk di pasar.
Warga yang datang pada pukul 11.00 WITA dengan menggunakan truk dan mobil pick up itu, berkumpul dan menyampaikan orasinya di depan kantor DPRD Kabupaten Bima. Para petani itu menutut dicabutnya ijin penjualan pupuk oleh oknum anggota DPRD yang dinilai memberatkan warga.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi unjuk rasa, Bobi dalam orasinya menuding melambungnya harga pupuk saat ini dikarenakan adanya konspirasi busuk yang dilakukan elit pejabat dan pengusaha. “Yang paling kami sesalkan adalah terlibatnya wakil rakyat yang seharusnya memperjuangkan aspirasi rakyat malah sebaliknya mencekik para petani kecil,” sorotnya.
Ia pun secara gamblang menyebut nama anggota DPRD Kabupaten Bima yang dimaksud. Duta PPPI bernama M. Sarjan, anggota Komisi II dari Dapil III yang membidangi pertanian. Sarjan dikatakannya telah menjual pupuk diatas harga yang ditetapkan pemerintah.
“HET pupuk urea yang dipatok pemerintah hanya Rp 90 ribu per sak malah kemudian dijual anggota dewan ini jauh diatas HET yaitu mencapai Rp 150 ribu per sak,” pungkas Bobi.
Massa meminta unsur pimpinan DPRD Kabupaten Bima untuk menindak tegas anggotanya. Sebab selain telah melakukan pembiaran atas kesulitan yang dihadapi para petani, oknum DPRD juga rupanya ikut mengeruk keuntungan pribadi dibalik langka dan mahalnya harga pupuk.
“Jangan sampai institusi wakil rakyat tercoreng hanya karena ulah satu oknum anggota DPRD yang tidak sejalan dengan fungsinya sebagai pejuang aspirasi rakyat,” kata dia.
Keinginan kuat massa aksi untuk bertemu dan beraudiensi langsung dengan jajaran dewan tidak terwujud. Merasa tidak dihargai lembaga DPRD karena tidak menemuinya, sempat terjadi saling dorong demonstran dengan aparat kepolisian yang mengawal jalannya unjuk rasa. Gerbang DPRD pada bagian utara juga sempat akan dirusak, namun emosi warga berhasil ditenangkan oleh warga lainnya.
Tidak puas sampai dikantor DPRD, satu jam kemudian massa bergerak ke kantor Pertanian Kabupaten Bima untuk menyuarakan aspirasinya. Walaupun sempat diwarnai ketegangan dengan polisi, aksi demo dapat berjalan aman hingga para petani itu membubarkan diri. [BS]