Kota Bima, Kahaba.- Walikota Bima HM Lutfi menyampaikan arahan pada Acara Pembinaan dan Pengarahan Umum Walikota Bima untuk Tenaga Kesehatan (Nakes) Kota Bima, di Gedung Senin Budaya, Rabu (19/8).
Lutfi menyampaikan, kenapa acara ini dirinya gagas karena ia ingin ada perubahan. Perubahan tersebut tidak saja dimaknai secara harfiah, tapi harus substansial..
Menurut dia, dirinya sejak awal dirinya memimpin bicara sistem kesehatan, sehingga tidak ada lagi hiruk pikuk seperti ini. Kemudian, apapun yang dilakukan ada aturan mainnya.
“Pada periode ini kenapa saya memberikan perhatian yang lebih besar juga ke Dinas Kesehatan, karena berdasarkan visi misi saya,” katanya.
Walikota mengungkapkan, dunia medis saat ini di Kota Ba menjadi sorotan. Hiruk pikuknya tentu saja akan menyebabkan munculnya krisis kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah.
Penyebabnya juga, karena didapatkan informasi yang sepotong, informasi tersampaikan tidak utuh. Pun juga disebabkan karena ada kelalaian, dan semua harus diperbaiki. Jika tidak, jangan salahkan dirinya untuk mengambil tindakan tegas.
“Saya akan ambil tindakan tegas jika tidak fokus memperbaiki dan masih terjadi kelalaian,” tegasnya.
Ia menginginkan agar RSUD Kota Bima yang meski kecil, tapi mampu memberikan pelayanan terbaik. Jika masyarakat tidak percaya, lantas untuk apa RSUD Kota Bima dan perangkat kesehatan yang ada ini dibentuk.
Maka pemerintah ini memberikan perhatian besar pada sektor kesehatan, seperti menyiapkan dokter kontrak dan umum. Demikian juga dengan sarana dan prasarana, bahkan Pemerintah Kota Bima intervensi anggaran sebesar Rp 10 miliar dalam APBD untuk memperbaiki ini semua.
“Saya ingin hilangkan image warga yang tidak percaya dengan RSUD Kota Bima. Tapi apabila ini tidak berjalan sesuai keinginan, kerugian yang didapatkan pemerintah,” ujarnya.
Lutfi juga mengungkapkan, pembenahan pada sektor ini harus dilakukan. RSUD Kota Bima pada APBD Perubahan 2020, akan memiliki Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sendiri, sehingga keinginan untuk merubah RSUD Kota Bima bisa berjalan dengan baik.
Walikota Bima juga menginginkan terhadap polemik yang muncul di sektor kesehatan harus menguatkan komunikasi dua arah, sehingga tidak muncul lagi distorsi.
Terhadap sejumlah hiruk pikuk beberapa bulan terakhir ini, termasuk munculnya transmisi lokal, perlu dicari tahu dan dicari langkah langkah apa yang harus diambil. Karana jangan sampai para Nakes mengalami kelumpuhan seperti di PKM Paruga. Sebab, tidak mungkin Kota Bima terutama di Dikes bisa melakukan perubahan, jika tidak dilakukan secara bersama sama.
“Bila perlu sebulan sekali Dinas Kesehatan adakan pertemuan dengan seluruh PKM. Karena dunia medis ini tidak statis, tetapi mengikuti perkembangan zaman, maka harus dibuat sistem yang terintegrasi dan mengikuti perkembangan zaman,” jelasnya.
Menanggapi soal Jaspen yang terlambat, kata Walikota Bima, harusnya mampu ditangkap cepat oleh dinas. Jangan dibiarkan ini berlarut-larut, sehingga mosi tidak percaya bawahan ke atasan muncul dan tidak bisa diselesaikan.
“Ini budaya kita, tidak mau memperhatikan hal yang kecil-kecil,” cibirnya.
*Kahaba-01