Kabar Bima

Begini Cerita Mutilasi Husen Landa

788
×

Begini Cerita Mutilasi Husen Landa

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Banyak yang penasaran tentang cerita terjadinya pembunuhan keji yang dilakukan oleh Munawar. Pria berbadan kekar itu secara kejam membunuh memutilasi Husen Landa.

Proses evakuasi jasad yang dimutilasi. Foto: Noval
Proses evakuasi jasad yang dimutilasi. Foto: Noval

Menurut keterangan KBO Reskrim Polres Bima Kota IPTU Hilmi Prayoga berdasarkan hasil pemeriksaan Munawar, pelaku saat tiba di Bandara Sultan Muhammad Salahudin Bima, kemudian menelpon Husen untuk menjemputnya. Saat itu, pelaku baru datang dari Batam.

Pelaku kemudian dijemput sore hari oleh korban dengan mengunakan sepeda motor. Sebelum menuju Tempat Kejadian perkara (TKP), keduanya sempat jalan-jalan, kemudian tiba di TKP, Senin (26/9) malam hari sekitar pukul 19.30 Wita.

“Pelaku memutilasi korban sekitar Pukul 20.00 Wita,” ungkapnya, Sabtu (1/10).

Setelah membunuh korban, sambungnya, pelaku sempat kebingungan untuk membuang jasad Husen. Karena karung yang dibawa tidak cukup dengan tubuh korban. Pelaku kemudian memotong mayat korban sebanyak tiga potongan,  mulai dari Kepala, bagian perut dan kaki.

“pelaku membuang mayat menggunakan motor korban,” katanya.

Menurutnya, berdasarkan pengakuan pelaku, korban dipotong menggunakan jenis pisau daging. Setelah membuang korban, pelaku menuju Masjid Raya Bima untuk mencuci bagian tubuhnya dan parang yang terkena darah.

“Selain mencuci bercak darah, pelaku sempat membuang Casing HP dan Sim Card milik Korban,” ujarnya.

Lanjut Hilmi, dari Masjid Raya Bima, lalu pelaku menuju wilayah Kabupaten menggunakan motor korban. Di jembatan Palibelo Desa Belo pelaku membuang motor tersebut. Pelaku kemudian kembali ke bandara dan sempat tertidur di Musholla depan Bandara. Paginya, pelaku menuju Desa Teke untuk melanjutkan persembunyian.

Soal proses penangkapan terhadap Munawar, awalnya polisi diberi informasi oleh masyarakat sekitar rumah korban, kalau korban hanya memiliki hubungan spesial dengan pelaku. Namun warga juga menceritakan jika Munawar berada di luar daerah Bima (Batam).

“Kami awalnya tidak menaruh curiga pada pelaku, karena dia tidak berada di Bima,” jelasnya.

Setelah mencari informasi lain, ada salah satu warga yang melihat Munawar di Desa Teke. Karena berbagai dugaan muncul, termasuk adanya kasus yang serupa oleh para LGBT, polisi bergerak mencari keberadaan pelaku di Desa Teke.

“Saat ditangkap, pelaku dia berdiam diri. Setelah kami keluar dari wilayah Kabupaten Bima, pelaku melawan dan dilumpuhkan kemudian mengakui perbuatanya,” kata Hilmi.

*Deno