Kabar Bima

Aliansi Peduli Rakyat Tani Lambu Desak Pemerintah Naikan Harga Bawang

590
×

Aliansi Peduli Rakyat Tani Lambu Desak Pemerintah Naikan Harga Bawang

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Gerah dengan anjloknya harga bawang merah dan mahalnya obat obatan serta kelangkaan pendistribusian pupuk, ratusan warga Kecamatan Lambu yang tergabung dalam Aliansi Peduli Rakyat Tani menggelar aksi di depan Kantor DPRD Kabupaten Bima, Senin (17/9) siang.

Aliansi Peduli Rakyat Tani Lambu Desak Pemerintah Naikan Harga Bawang - Kabar Harian Bima
Aliansi Peduli Rakyat Tani Lambu saat aksi di depan kantor DPRD Kabupaten Bima. Foto: Deno

Massa yang datang dengan 9 mobil pick up dan puluhan sepeda motor mendesak pemerintah untuk memperhatikan nasib petani bawang. Sebab, kondisinya saat ini membuat petani merugi.

Koordinator aksi Yosep dalam orasinya menyampaikan, kondisi petani bawang merah kian hari kian sulit. Bagaimana tidak, harga bawang merah anjlok. Belum lagi biaya obat perawatan pertumbuhan bawang yang semakin mahal.

“Harga bawang sekarang hanya Rp 3 ribu per Kg, harga tersebut jauh dari harga yang sudah ditetapkan oleh Mentri Dalam Negeri yakni sebesar Rp.15.000 per Kg, Konde Askip Rp 18.000 per Kg dan Rogol Askip seharga Rp.22.500 per Kg,” sebutnya.

Imbas dari turunnya harga bawang merah tersebut lanjut Yosep, akan berpengaruh pada masa depan anak-anak petani yang sedang berada di bangku kuliah. Tidak menutup kemungkinan juga akan putus kuliah.

“Jika begini keadaannya, ekonomi rakyat petani bawang merah akan hancur,” kesalnya.

Massa aksi yang memasuki halaman Kantor DPRD tersebut menyampaikan tuntutan seperti stabilkan harga bawang merah sesuai amanat peraturan Mentri Dalam Negeri  Nomor 27 Tahun 2017. Meminta pemerintah segera mengakomodasi hasil pertanian ditingkatan BULOG. Segera lakukan kepengawasan terhadap obat-obat pertanian, baik yang subsidi maupun non subsidi dan meminta pemerintah untuk memaksimalkan pendistribusian pupuk sesuai kebutuhan petani.

“Kami juga memina agar Pemerintah segera stabilkan harga pupuk sesuai harga HET yang sesuai amanat Permentan Nomor 87 tahun 2012 dan tidak ada lagi sistim pemaketan pupuk non subsidi,” pintanya.

Massa aksi lain Sri dalam orasinya menyampaikan, setiap jeritan rakyat yang disampsikan pada DPRD selalu tidak menuai hasil. Pihaknya menilai bahwa pemerintah tidak memiliki etika dan niat baik dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para petani bawang merah.

“Kami tidak akan diam kalau tuntutan kami di terima dan direaliaasikan,” tegasnya.

*Kahaba-05