Kabupaten Bima, Kahaba.- Terjadinya rentetan konflik horizontal yang terjadi di Kabupaten bima dipercaya sebagai dampak hilangnya peran tokoh agama dan masyarakat yang menjadi panutan. Untuk mendukung upaya damai dalam penanganan konflik yang terjadi di beberapa wilayah, Kementerian Agama Kabupaten Bima Rabu, (31/10/2012) menggelar acara silaturrahmi bersama Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Pimpinan Pesantren dan Organisasi Masyarakat se Kabupaten Bima.
Silaturahmi 100 tokoh ini ditujukan untuk memperkokoh tali silaturrahmi dan memperkuat komitmen dalam membangun Bima yang religius, rukun, damai dan maju. Selain Wabup, dalam pertemuan akbar ini hadir pula Kapolres Bima, AKBP Dede Alamsyah, S.IK, Wakapolres Bima Kota, Ketua MUI Kabupaten Bima H. Abdurrahim Haris MA.
Ketua Panitia, Faturrahman, S.Ag dalam laporannya memaparkan, pelaksanaan kegiatan mengacu pada UU No. 7 tahun 2012 tentang penanganan sosial dan berbagai macam konflik, program kerja Kementrian Agama Kabupaten Bima tahun anggaran 2012. Dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan adalah meningkatnya grafik konflik yang terjadi di Kabupaten Bima dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. “Silaturahmi lintas tokoh diharapkan mampu melahirkan solusi dalam mengatasi konflik komunal yang terjadi di Kabupaten Bima dan munculnya komitmen bersama bagaimana menciptakan Bima yang damai,” ungkapnya.
Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bima, Drs. Yaman H. Mahmud dalam sambutannya menjelaskan bahwa telah terjadi disharmonisasi di tengah-tengah kehidupan masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Bima.
Yang menjadi pertanyaan, dimana peran Ulama? padahal menurut Yaman peran ulama sangat penting dalam meredam konflik karena Ulama mampu menjadi panutan. Hal itulah yang menjadi dasar diselenggarakannya silaturrahmi pada pagi hari itu.
Lanjut Yaman, harapan dari silaturrahmi ini, semoga terbentuk solusi yang menjadi pilar untuk membangun Bima yang damai, bisa menghasilkan orang-orang yang mampu menumbuhkan rasa damai di lingkungan masing-masing.
Sementara itu, Wakil Bupati Bima H. Syafrudin H.M.Nur, M.Pd dalam sambutannya menjelaskan, upaya-upaya yang berkaitan dengan kegiatan kerukunan umat beragama merupakan sebuah proses tahap demi tahap dilalui bersama agar perwujudan kerukunan umat beragama di daerah ini benar-benar dapat tercapai.
Untuk mencapai kondisi ideal tersebut, maka harus ada upaya berkelanjutan untuk memelihara dan mempertahankannya. Ini penting agar terjalin silaturahmi, koordinasi yang baik. Pada saat yang sama meningkatkan kewaspadaan agar pihak-pihak yang secara sengaja ingin merusak keharmonisan kerukunan hidup atau kerukunan umat beragama di Indonesia tidak bisa masuk. Karena kerukunan umat beragama sangat tergangggu dan erat kaitan dengan ketahanan nasional Indonesia. [BQ*]