Kota Bima, Kahaba.- Kasus keguguran pasien asal Kelurahan Tanjung akibat tidak adanya dokter kandungan yang bertugas di RSUD Kota Bima menambah daftar panjang persoalan pelayanan kesehatan di daerah. (Baca. Krisis Dokter Kandungan di Kota Bima, Janin Warga tak Tertolong)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima, Ahmad, mengakui bahwa keterbatasan jumlah dokter kandungan menjadi kendala utama dalam kasus ini. (Baca. Soal Pasien Keguguran, Kepala Dikes: Pasien Sudah Ditangani, Janin Tak Bisa Diselamatkan)
Saat ini, RSUD Kota Bima hanya memiliki dua dokter kandungan. Namun, pada saat kejadian, salah satu dokter sedang cuti, sementara dokter lainnya izin mendampingi istri yang sakit.
“Saat ini hanya ada dua dokter kandungan yang bertugas di RSUD Kota Bima. Salah satunya sedang cuti, dan yang lainnya izin karena alasan keluarga,” ujar Ahmad, Jumat 4 Maret 2025.
Ahmad menjelaskan, pemerintah daerah telah berupaya menambah jumlah dokter spesialis dengan menyekolahkan tenaga medis untuk mengambil pendidikan spesialis kandungan. Namun, hingga kini belum ada yang berhasil lolos seleksi.
“Meski belum ada yang berhasil lolos, Pemkot Bima tetap berkomitmen untuk terus menyekolahkan dokter spesialis, terutama untuk kebutuhan yang mendesak seperti kandungan,” ungkapnya.
Saat ini tambah Ahmad, Kota Bima telah memiliki dua dokter jantung, dua dokter radiologi, serta dokter spesialis anestesi dan bedah.
“Namun, jumlah dokter kandungan yang masih minim menjadi perhatian serius pemerintah daerah agar kejadian serupa tidak kembali terulang,” tambahnya.
*Kahaba-01