Kabar Bima

Kota Bima Masuk Kategori Daerah Berpotensi Tsunami Skala Tinggi

793
×

Kota Bima Masuk Kategori Daerah Berpotensi Tsunami Skala Tinggi

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Jika selama ini anggapan bahwa Kota Bima tidak mungkin terkena bencana tsunami,  ternyata itu tidak sepenuhnya benar. Kendati Kota Bima berada di teluk, tapi kondisi daerahnya terkategori berpotensi tsunami dengan skala tinggi.

Kota Bima Masuk Kategori Daerah Berpotensi Tsunami Skala Tinggi - Kabar Harian Bima
Kepala BPBD Kota Bima, H. Sarafudin. Foto: Bin

Dari data yang dipetakan BNPB tentang ancaman tsunami tinggi, setidaknya ada 6 kelurahan di Kota Bima. Masing-masing Kelurahan Kolo, Kelurahan Melayu, Kelurahan Jatiwangi, Kelurahan Tanjung, Kelurahan Paruga dan Kelurahan Dara.

Data ini pun dibenarkan Kepala BPBD Kota Bima H Sarafuddin. Kata dia, pihaknya sudah lama membuat kajian bencana kegempaan dan tsunami bersama BNPB. Peristiwa tersebut merujuk pada sejarah gempa dan tsunami yang pernah terjadi di Bima.

“Sejarahnya, gempa dan tsunami itu pernah terjadi di Bima. Ini bahkan sudah menjadi peringatan dari pusat,” ungkapnya, Kamis (3/10).

Sarafuddin menjelaskan, gelombang tsunami adalah gelombang yang konsisten karena mendapatkan tekanan yang sangat kuat dan besar. Berbeda dengan gelombang pasang surut air laut.

Belajar dari bencana tsunami di Jepang dan Palu, semakin besar hambatan yang ditemui oleh gelombang tsunami,  maka semakin tinggi gelombang tersebut melampauinya.

“Jepang itu sudah membangun tembok penahan tsunami,  tapi akhirnya hancur karena gelombang tsunami yang muncul justeru lebih besar dari tembok itu lagi, ” katanya.

Selain itu, sifat tsunami biasanya tidak terjadi tepat pada titik gempa utama. Seperti tsunami Aceh,  gempa terjadi di samudera belahan lain, tapi tsunami yang muncul justeru terjadi di Aceh dan negara lainnya.

“Ingat, gempa di pulau babi Flores tahun 1994 dulu itu, terjadi tsunami di kita.  Tsunami itu merambat, itu sifatnya,” paparnya.

Ia menegaskan, potensi tsunami ini diungkap agar masyarakat menjadi siap siaga atas apapun potensi bencana yang akan terjadi.

“Jangan panik dengan potensi ini, karena ini sebagai bentuk kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana, ” harapnya.

Dia menambahkan, edukasi terhadap bencana baru intens pada bencana banjir. Kedepan, terkait kegempaan dan tsunami akan disebar lagi sosialisasinya. Sehingga, kesiapsiagaan masyarakat terbentuk dengan baik.

“Pendekatan secara keagamaan juga akan dilakukan. Karena semuanya terjadi juga berkaitan erat dengan perbuatan manusia sendiri dan kehendak yang kuasa,” tambahnya.

*Kahaba-01