Pemilu

Pemuda Milenial Berperan Penting Minimalisir Angka Golput dan Kurangi Politik Transaksional

210
×

Pemuda Milenial Berperan Penting Minimalisir Angka Golput dan Kurangi Politik Transaksional

Sebarkan artikel ini

Mataram, Kahaba.- Dewan Pimpinan Wilayah Barisan Pemuda Bima Nusantara (DPW Bardam Nusra) menggelar Dialog Publik dengan Tema “Pemilu 2024, Haruskah Kita Golput!”, di Kedai Milenial, akhir pekan ini.

Pemuda Milenial Berperan Penting Minimalisir Angka Golput dan Kurangi Politik Transaksional - Kabar Harian Bima
DPW Bardam Nusra saat menggelar dialog publik di Kedai Milenial. Foto: Ist

Turut hadir pada kegiatan tersebut, Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) serta OKP dan organisasi paguyuban lainnya.

Pemuda Milenial Berperan Penting Minimalisir Angka Golput dan Kurangi Politik Transaksional - Kabar Harian Bima

Ketua DPW Bardam Imam Budiman Indra Alam saat sambutan menyampaikan, dialog publik Ini adalah program Bidang Kajian Politik dan Strategi, untuk menyongsong pemikiran pemuda milenial guna meminimalisir angka Golongan Putih (Golput) pada Pemilu 2024.

“NTB membutuhkan pemuda milenial untuk berperan penting dalam meminimalisir angka Golput dan mengurangi money politik,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kegiatan ini untuk menghadapi Pemilu 2024. Dia menggarisbawahi peran pemuda milenial dalam upaya meminimalisir angka Golongan Putih (Golput) dan mengurangi praktik money politik di NTB.

Imam menyatakan bahwa NTB sangat membutuhkan kontribusi aktif dari pemuda milenial. Mereka diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengatasi masalah Golput, yaitu tingkat partisipasi rendah dalam pemilihan umum, serta dalam mengurangi dampak negatif dari money politik.

Dirinya percaya bahwa pemuda milenial memiliki potensi untuk membawa perubahan positif dalam proses demokrasi, dengan menginspirasi keterlibatan aktif dalam proses politik dan menghindari praktik korupsi serta politik uang.

“Ini adalah langkah penting dalam memperkuat partisipasi politik generasi muda, yang pada gilirannya dapat berdampak positif pada proses demokrasi dan kualitas pemilihan umum di NTB,” jelasnya.

Dalam proses diskusi tersebut berlangsung cukup alot. Sudirman sebagai moderator diskusi membagi 3 sesi untu tanya jawab peserta diskusi. Kemudian terjadi saling tanya jawab pemantik diskusi dan pemateri dengan beberapa peserta diskusi.

Adapun diskusi tersebut berasal dari beberapa kalangan Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Yeyen Suprian Rachmat, Perwakilan dari Kominfo NTB Mujadid Muhas, dan dari kalangan Akademisi Alfisahrin.

*Kahaba-01