Kabar Bima

Data Siswa SMA dan SMK Salahuddin, Fiktif

506
×

Data Siswa SMA dan SMK Salahuddin, Fiktif

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Dugaan Kepala Dinas Dikpora Kota Bima adanya manipulasi data jumlah siswa di Sekolah Swasta, ternyata benar. Seperti yang tertera pada data siswa SMA dan SMK Salahuddin Kota Bima, jumlah siswa yang mengikuti UN, tidak mencapai puluhan orang. (Baca. Sekolah Swasta Sumbang Menurunnya Presentase Kelulusan SMA Sederajat)

Salah satu data hehadiran siswa SMA dan SMK Salahuddin. Foto: Bin
Salah satu data hehadiran siswa SMA dan SMK Salahuddin. Foto: Bin

Berdasarkan penelusuran Kahaba, jumlah siswa SMK Salahuddin tidak sebanyak yang tercantum pada absensi. Jika dalam absensi tercatat, seperti kelas XII TKJ Satu sebanyak sekitar 37 orang, tetapi dalam kegiatan belajar mengajar, yang hadir hanya 9 orang. Data tersebut, diperkuat dengan saat Ujian Mitsemester genap tahun ajaran 2015 – 2016, yang mengikuti hanya 8 orang. (Baca. Kadis Dikpora Minta Sekolah Kembalikan Dana BOS)

Artinya, jika dilihat dari tingkat kehadiran siswa mulai dari Ujian Midsemester dan Ujian Semester, jumlah ril siswa yang hadir hanya 8 – 10 orang. Selebihnya, fiktif. Padahal ini menjadi syarat kenaikan kelas siswa. Lantas darimana jumlah siswa yang bisa mencapai puluhan orang.

Kemudian pada Kelas XI TKJ, jumlah kehadiran siswa yang mengikuti Midsemester genap tahun ajaran 2015 – 2016 sebanyak 8 orang. Padahal jumlah siswa dalam absensi jauh lebih banyak dari itu. Sementara pada saat ulang Semestar tingkat kehadiran kelas X TKJ hanya 10 orang, kelas XI TKJ sebanyak 8 orang.

Demikian juga pada tingkat SMA Salahuddin, pada Kelas XI IPA jumlah murid sebanyak 37 orang. Sementara yang ikut proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan Ujian Semester, hanya 16 orang siswa.

Bahkan, kelas XI IPS dan XII IPS, juga fiktif adanya. Hal ini diduga kuat sengaja dilakukan untuk mendapatkan dana BOS, dan untuk persyaratan jumlah KBM guna mendapatkan sertifikasi guru setempat.

Yang lebih mencengangkan, bertambahnya jumlah kelas pada SMA Salahuddin. Pada kelas X hanya satu kelas, kemudian pada kelas XI bertambah menjadi dua kelas dan kelas XII menjadi tiga kelas. Kemudian di SMK Salahuddin, kelas X hanya satu kelas, kelas XI satu kelas, kemudian kelas XII menjadi dua kelas. Pertanyaannya dari mana jumlah murid yang tiba – tiba banyak setiap kenaikan kelas.

Diduga kuat, manipulasi data fiktif ini sudah terjadi pada tahun – tahun sebelumnya. Sekolah tersebut, melakukan cara itu untuk mendapatkan keuntungan dari dana BOS dan syarat mendapatkan sertifikasi guru.

Melihat kondisi ini, sangat diragukan SMK Salahuddin Kota Bima mendapatkan predikat sekolah Jujur pada saat UN Tahun 2016.

Sementara itu, Kepala SMA dan SMK Salahuddin Kota Bima, Abdul Hamid yang berusaha ditemui di sekolahnya, tidak berada di tempat. Salah seorang stafnya mengaku yang bersangkutan sedang ke Makassar.

Wakasek Kurikulum SMA Salahuddin Kota Bima Ahmad Nuryadin. Foto: Bin
Wakasek Kurikulum SMA Salahuddin Kota Bima Ahmad Nuryadin. Foto: Bin

Tapi melalui Wakasek Kurikulum SMA Salahuddin Kota Bima Ahmad Nuryadin yang dikonfirmasi masalah tersebut membantah. Ia menyebutkan, pada UN tahun 2016, Siswa IPS yang ikut UN sebanyak 50 orang, tidak lulus 8 orang. Jumlah yang tidak lulus, ada sebagian siswa yang tidak hadir dan ada juga sebagian siswa yang hadir.

Lalu untuk IPA, jumlah siswa sebanyak 60 orang, yang tidak lulus sebanyak 4 orang. Jumlah yang tidak lulus juga ada sebagian siswa yang tidak hadir dan ada juga sebagian siswa yang hadir.

“Jadi tidak benar data yang disebutkan itu fiktif, jumlah siswa yang saya sebutkan itu hadir. Hanya 12 orang saja yang tidak lulus,” ujarnya, Senin (23/5).

Dirinya juga membantah, jika IPS tidak memiliki murid. Nuryadin dengan tegas mengaku bahwa kelas IPS, memiliki siswa dan tetap mengikuti KBM.

Dirinya juga menyarankan kepada Kepala Dinas Dikpora Kota Bima, apabila meragukan data yang ada di SMA dan SMK Salahuddin, agar datang langsung ke sekolah. Melihat ril data yang dimiliki sekolah.

“Datang saja ke masing – masing sekolah swasta untuk melihat langsung data siswa, termasuk di sekolah kami,” sarannya.

Ditanya lebih jauh mengenai jumlah siswa fiktif tersebut, Nuryadin tidak ingin berkomentar banyak. Ia meminta agar bisa langsung bertanya kepada Kepala Sekolah, yang nanti akan segera kembali dari Makassar.

*Bin